Rabu 13 Apr 2022 11:41 WIB

Kemenag Susun Pedoman Madrasah Diniyah Model

MDM didesain untuk menjadi rujukan, meski tetap dalam status pendidikan non formal.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agung Sasongko
Gedung Kemenag
Foto: dok. Republika
Gedung Kemenag

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) akan menyusun pedoman Madrasah Diniyah Model (MDM) bersama beberapa stakeholder terkait. MDM didesain untuk  menjadi rujukan, meski tetap dalam status pendidikan non formal.

Direktur PD Pontren, Waryono Abdul Ghofur, mengatakan, berdasarkan data Education Management Information System (EMIS) 2021/ 2022 jumlah Madrasah Diniah Takmiliyah (MDT) ada 84.740 yang tersebar di seluruh Indonesia.

Baca Juga

Ia berharap, MDT tidak hanya berperan sebagai pelengkap akan tetapi bisa menjadi komplemen bagi para siswa. Apalagi di beberapa kabupaten atau kota sudah memiliki peraturan daerah terkait Madrasah Diniyah yang terintegrasi dengan sekolah selain MDT yang menjadi satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat.

"Bagaimana kepedulian negara terhadap MDT ini bukan hanya sekedar ada regulasi tapi kita sebagai pengelola juga konsen bahwa Madrasah Diniyah Takmiliyah yang sudah menjadi perhatian pemda itu dikelola dengan baik dan profesional meskipun non formal," kata Waryono melalui pesan tertulis kepada Republika, Rabu (13/4/2022).

Menurutnya, investasi di dunia pendidikan itu tidak secepat membalikkan telapak tangan, akan tetapi butuh proses dan tahapan yang harus dilalui. Sehingga akan merubah wajah pendidikan di kemudian hari.

"Kalau Madrasah Diniyah Model atau MDM tahun ini mulai disemaikan, boleh jadi baru kelihatan 15 tahun yang akan datang, kita sendiri bukan yang akan menikmati, tapi ayo memulai," ujar Waryono.

Direktur PD Pontren ini berharap dengan adanya penyusunan MDM ini akan memberi warna baru yang lebih baik di dunia Madrasah Diniyah dari segi kurikulum serta tenaga pendidik. 

"Sehingga ada satu atau dua di setiap daerah yang memiliki MDM percontohan," ujarnya.

Sementara itu, Kasubdit Pendidikan Madrasah Diniah Takmiliyah, Sakdiyah, mengatakan, pertemuan akan dilakukan untuk mendesain Madrasah Diniyah Percontohan atau MDM dengan kriteria. Baik dari manajemen pengelolaan, maupun quality proses dan isi pendidikan.  

"Kami ingin memastikan yang bisa disimpulkan sebagai madrasah percontohan itu seperti apa, sehingga bisa menjadi model untuk madrasah yang lainnya," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement