Kamis 14 Apr 2022 00:05 WIB

Bagaimana Seorang Abyssinian Menjadi Muadzin Pertama?

Muadzin pertama adalah Bilal.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
 Bagaimana Seorang Abyssinian Menjadi Muadzin Pertama?. Foto:  Azan (ilustrasi)
Foto: forsil.org
Bagaimana Seorang Abyssinian Menjadi Muadzin Pertama?. Foto: Azan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,DUBAI -- Adzan, atau panggilan untuk sholat, merupakan salah satu simbol Islam yang mengunggah semangat. Lantunan irama yang disampaikan oleh seorang muadzin ini bertujuan untuk mengajak umar beriman beribadah dan menghadap kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Panggilan sholat memiliki asal-usulnya pada masa Nabi Muhammad SAW. Bilal ibn Rabah merupakan seorang Abyssinian dan sahabat Nabi Afrika-Arab terkemuka. Ia merupakan seorang muadzin pertama, dengan posisi yang sangat dihormati di dunia Islam.

Baca Juga

Bilal adalah salah satu orang pertama dari keturunan Afrika yang memeluk Islam. Kisah hidupnya, yang merupakan contoh utama penghormatan Islam terhadap kesetaraan, diubah menjadi film animasi beberapa tahun yang lalu dan diminati banyak orang.

Dilansir di Khaleej Times, Rabu (13/4), Bilal lahir pada 5 Maret 580 M di kota suci Makkah, di Kerajaan Arab Saudi modern. Dia menjalani kehidupan sebagai pekerja terikat selama masa kecil dan remajanya, karena ditangkap dan diambil sebagai budak oleh pedagang pagan di Makkah pra-Islam.

Keingintahuan Bilal tentang Islam tumbuh segera setelah itu. Fakta Tuhan tidak mengukur manusia berdasarkan warna kulit, kebangsaan, status sosial atau ras, tetapi dengan ukuran karakter, taqwa (ketakwaan) dan tindakan mereka, sangat mengesankan baginya. Dia berpikir jika ada agama yang ilahi, itu pasti Islam.

Suara Bilal yang melengking dan memesona lantas dikenal di mana-mana saat ia biasa berjalan-jalan untuk menyadarkan warga tentang waktu shalat. Setelah hijrahnya Nabi dan para pengikutnya dari kota suci Makkah ke Madinah, salah satu sahabatnya bernama Abd Allah ibn Zaid mendapat penglihatan di mana dia melihat dirinya sendiri mencoba membeli genta kayu untuk memanggil orang-orang untuk sholat.

Tetapi, pria yang memiliki genta itu menyarankannya untuk memanggil orang-orang sebagai gantinya dan mengucapkan pesan singkat. Ibn Zaid kemudian pergi ke Nabi Muhammad dengan kisahnya.

Mendengar hal tersebut, Nabi SAW kemudian menyuruhnya untuk meminta seorang warga Ethiopia bernama Bilal yang memiliki suara yang luar biasa, untuk memanggil umat Islam agar menjalankan ibadahnya. 

Sumber:

https://www.khaleejtimes.com/ramadan/ramadan-reflections-how-an-abyssinian-became-the-first-muezzin-of-islam

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement