Buat Buka Puasa, Mercure Jakarta Cikini Hidangkan Makanan Khas Betawi yang Mulai Langka

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda

Rabu 13 Apr 2022 16:30 WIB

Enam makanan khas Betawi yang mulai langka kini hadir di Mercure Jakarta Cikini. Foto: dok. Mercure Jakarta Cikini Enam makanan khas Betawi yang mulai langka kini hadir di Mercure Jakarta Cikini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kerak telor, gado-gado, atau selendang mayang termasuk jenis masakan Betawi yang populer dan banyak digemari. Selain itu, ada beberapa jenis makanan khas Betawi yang rasanya tak kalah enak, namun sudah langka serta jarang ada di pasaran.

 

Baca Juga

Menurut Executive Chef Hotel Mercure Jakarta Cikini, chef Mochamad Feisal Rachman, enam makanan Betawi yang mulai langka adalah sayur babanci, laksa betawi, sengkulun, bubur ase, sayur besan, dan bubur cacah. Apa yang membuatnya langka?

"Disebut langka karena bahan-bahannya langkam bumbunya yang langka. Misalnya bahan seperti tai angin, temu mangga, dan kedaung," ungkapnya, dikutip Rabu (13/4/2022).

 

Makanan khas Betawi tersebut biasanya hadir dalam acara tertentu, misalnya hajatan (lamaran dan pernikahan), Idul Fitri, dan Idul Adha. Chef Mochamad mengatakan, makanan Betawi ini dipengaruhi oleh dua budaya, yakni Arab dan China.

"Untuk filosofi makanan, mirip China, yaitu apapun bentuknya, ketemunya di meja makan, makan," ujarnya.

 

Keenam makanan khas Betawi yang hampir punah tersebut bisa dinikmati untuk berbuka puasa di Restoran De’Kafe bersamaan dengan paket Ramadhan.

 

Sayur babanci

 

Babanci berisi ketupat, kelapa muda, dan daging sapi. Semua bahan dicampur jadi satu dengan kuah kuning yang rasanya gurih. Rasanya unik ketika dimakan karena perpaduan antara daging dengan kelapa muda yang gurih.

 

Makanan ini disebut langka karena menggunakan bahan bumbu yang langka seperti tai angin, temu mangga, dan kedaung. Chef Mochamad mendapatkannya di Pasar Senen dan Tanah Abang.

 

Dalam sejarahnya, babanci ada dua versi filosofinya. Pertama, babanci kepanjangan dari baba dan encik. Artinya, makanan ini hanya bisa dimakan hanya oleh orang China yang kaya. Adapula yang bilang ini sayur banci, karena dibilang sayur, namun isinya tidak terdapat sayuran.

 

Selain babanci, adapula sayur besan yang isiannya lebih banyak. Sayur besan ini biasanya disajikan untuk menyambut besan. Dibilang langka karena ada satu satu sayuran berasal dari pucuk ubi yang sulit mendapatkanya di pasar.

 

Laksa betawi

 

Laksa betawi berisi ketupat, tahu, kentang, dan sohun. Ada pula yang pakai ayam atau udang. Sebenarnya, ini makanan sederhana, namun rasanya sangat kuat lantaran bumbu laksanya yang berbeda.

Rasanya gurih dan lebih berat dibandingkan lontong sayur yang ada di pasaran. Bahan utama laksa betawi adalah kedaung dan juga temu mangga.

Laksa betawi ini berbeda dengan laksa singapura dan laksa bogor. Laksa betawi hanya ada selatan dan timur. Sementara itu, laksa singapura isiannya ada ikan, bakso ikan, dan udang. Sedangkan laksa bogor, memakai oncom.

"Laksa cirebon dan tangerang juga berbeda lagi, kuahnya agak merah karena ditambahkan cabai. Kalau Bbetawi hanya kuning. Rasanya gurih," kata chef Mochamad.

 

Gabus pucung

 

Salah satu menu khas Betawi yang legendaris adalah gabus pucung. Pucung adalah kluwek kalau dalam bumbu jawa.

Makanan ini termasuk langka karena bahannya langka. Menu ini khasnya harus selalu pakai ikan gabus, ada juga yang pakai gurame dan lele.

"Sederhana, tidak sesulit sayur babanci dan laksa, sulit dalam arti mencari bahan baku rempahnya," ujarnya.

 

Kluwek itu rasanya agak pahit. Jika dimasak dengan cara yang tidak tepat atau kluweknya sudah tua, masakan akan menjadi pahit.

Cara memasaknya sederhana, gabus hanya digoreng. Sebelumnya gabus dilumuri lemon kemudian didiamkan sebentar baru digoreng.

Setalah itu, barulah dibuat pucungnya. Bumbu terbuat dari bawang putih, bawang merah, kunyit, dan pucung. Semua bumbu dimasak, ketika sudah matang, barulah ikan dimasukkan, diungkep sebentar baru diangkat.

"Karena kalau kelamaan akan pahit," ujar chef Mochamad.

 

Bubur ase

 

Bubur ase itu berasal dari kata "ase". "A" itu asinan, "se" itu semur. Bubur ase enak dimakan bila dicampur, sebab bubur dibuat tanpa rasa. Namun, bila dicampur dengan bahan lainnya berupa asinan dan lainnya, rasanya nikmat.

Perpaduan rasa manis semur dan asam pedas dari asinan. Semur berisi daging, tahu dan kentang. Jangan lupa tambahkan kerupuk merah untuk menambah cita rasa bubur.