Rabu 13 Apr 2022 03:19 WIB

Penutup Ayat-Ayat Alquran Ini Kuatkan Fakta Ramadhan adalah Bulan Harapan

Ramadhan merupakan momentum hamba perbanyak syukur dan harapan

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Ramadhan. Ramadhan merupakan momentum hamba perbanyak syukur dan harapan
Foto: Pixabay
Ilustrasi Ramadhan. Ramadhan merupakan momentum hamba perbanyak syukur dan harapan

REPUBLIKA.CO.ID, Dalam surat al-Baqarah ayat 183-187, Allah SWT tidak hanya menjelaskan target ibadah puasa untuk menjadi pribadi yang bertakwa, tapi juga menjadi orang yang bersyukur dan orang yang cerdas. Hal ini menunjukkan bahwa ketakwaan itu juga berkaitan erat dengan rasa syukur dan kecerdasan.

Prof HM Hasballah Thabib dalam karyanya "La'allakum Tattaquun: Seratus Satu Jalan Menuju Taqwa yang Harus Dilatih Selama Bulan Ramadhan"  menjelaskan, ada yang sangat menarik dari setiap akhir ayat-ayat yang berkaitan dengan puasa Ramadhan. 

Baca Juga

Misalnya, surat Al Baqarah ayat 183 diakhiri dengan  لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ la’allakum tattaqun (menjadi orang yang bertakwa). 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,”

Ayat 184 diakhiri dengan إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ in kuntum ta’lamun (menjadi orang berilmu).

أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ ۚ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ ۚ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

“(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” 

Selanjutnya, pada ayat 185 diakhiri dengan لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ la’allakum tasykurun (menjadi orang yang bersyukur). 

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.

Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”  

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement