Dokter Bagi Panduan Puasa Aman Bagi Ibu Hamil

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Indira Rezkisari

Ahad 10 Apr 2022 12:31 WIB

Ibu hamil yang berpuasa untuk tetap memperhatikan asupan cairan dan nutrisi. Foto: Republika Ibu hamil yang berpuasa untuk tetap memperhatikan asupan cairan dan nutrisi.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dokter spesialis kandungan Universitas Airlangga (Unair) Budi Prasetyo menyatakan, bukan merupakan suatu masalah ketika ibu hamil tetap memilih menjelankan puasa Ramadhan, meskipun agama tidak mewajibkannya. Sebab, kata dia, berkaitan dengan kesehatan ibu dan janin, berpuasa saat hamil merupakan hal yang umumnya aman.

"Pada prinsipnya, selama tidak ada kondisi medis yang membahayakan seperti pre-eklamsia atau tekanan darah tinggi, maka puasa selama hamil masih memungkinkan,” kata Budi, Ahad (10/4/2022).

Baca Juga

Meski demikian, Budi mengimbau ibu hamil yang berpuasa untuk tetap memperhatikan asupan cairan dan nutrisi. Cairan yang masuk ke tubuh menurutnya harus cukup yakni sekitar 1,5 hingga dua liter. Kemudian harus ada nutrisi yang cukup, baik karbohidrat maupun vitamin.

Ia juga menyebutkan, ibu hamil yang berpuasa ada baiknya menghindari asupan yang terlalu manis, karena dapat menyebabkan kadar glukosa darah yang naik secara drastis. Bagi ibu yang memiliki usia kandungan masih tiga bulan awal, harus mempertimbangkan emesis gravidarum atau mual muntah berlebih akibat kehamilan.

“Karena terkadang masih sering terjadi emphasis pada tahap itu, maka harus dipertimbangkan bila tidak memungkinkan untuk berpuasa,” ujarnya.

Budi menyarankan, ibu hamil yang ingin berpuasa untuk melakukan cek rutin agar mengetahui kondisi janin. Dengan evaluasi kondisi medis yang dimiliki, maka ibu hamil dapat menghindari permasalahan yang mungkin terjadi, termasuk pertimbangan untuk melakukan puasa.

Saat melakukan kontrol dengan dokter kandungan, ibu hamil yang berpuasa harus memperhatikan perkembangan serta gerak janin. Budi mengatakan, selama masih ada perkembangan dan gerak janin yang dinyatakan baik, maka ibu hamil diperbolehkan untuk terus berpuasa.

Mengenai olahraga yang diperbolehkan, Budi menyampaikan aktivitas harus tetap disesuaikan meskipun tidak sedang berpuasa. “Jadi jangan terlalu berat, jangan memforsir tenaga, jangan sampai ngos-ngosan. Bila berolahraga, sedikit peningkatan denyut jantung sudah cukup,” ujarnya.