Ahad 10 Apr 2022 10:22 WIB

Tim UMM Raih Juara Boat Race Competition COMET 3.0

Kapal JUFTRONIC memakai tenaga penggerak berupa hidrogen, solar cell, dan heliogen.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Lembaga Semi Otonom (LSO) Mekatronik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil membawa pulang juara satu pada perlombaan Boat Race Competition COMET 3.0. Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Design and Construction (HIMADEC) Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) pada akhir Maret lalu.
Foto: dok. Humas UMM
Lembaga Semi Otonom (LSO) Mekatronik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil membawa pulang juara satu pada perlombaan Boat Race Competition COMET 3.0. Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Design and Construction (HIMADEC) Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) pada akhir Maret lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Lembaga Semi Otonom (LSO) Mekatronik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil membawa pulang juara satu pada perlombaan Boat Race Competition COMET 3.0. Kegiatan diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Design and Construction (HIMADEC) Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) pada akhir Maret lalu.

Salah satu anggota tim, Muhammad Naufal Wicaksono mengatakan, timnya telah memberikan sederet inovasi dan modifikasi pada kapal buatannya. Mereka menyebutnya dengan nama JUFTRONIC. Berbeda dengan kapal yang telah ada, kapal JUFTRONIC menggunakan tenaga penggerak berupa hidrogen, solar cell, dan heliogen.

"Dengan penggantian bahan bakar tersebut membuat kapal tidak mengeluarkan polusi gas buang sisa pembakaran seperti halnya jika menggunakan mesin bensin maupun diesel," ungkapnya.

Pada ajang ini, tim tidak hanya memikirkan soal kecepatan kapal tetapi juga aspek-aspek lainnya. Selain menggunakan mesin ramah lingkungan, tim juga melengkapi kapal dengan menggunakan geladak jenis lambung multihull katamaran.

Menurut Naufal, geladak ini memiliki tempat yang luas sehingga terkesan lega. Selain itu dengan adanya geladak ini, kapal akan lebih stabil saat memecah ombak.

Naufal juga menceritakan, timnya mengalami kekalahan pada laga pertama saat melawan tim Cakalang 9 dari PPNS yang kapalnya lebih cepat dan stabil. Akibat kekalahan tersebut, tim Naufal masuk ke low bracket dan dilombakan kembali dengan beberapa tim yang kalah di laga pertama.

Setelah melalui beberapa pertandingan dan memperoleh kemenangan, kapal JUFTRONIC dapat kembali bersaing di semi final bersama tim yang telah menang. Di semi final, tim UMM kembali bertemu dengan tim Cakalang 9.

Namun berbeda dari perlombaan di laga pertama, kali ini tim UMM berhasil mengalahkan tim Cakalang 9 dan maju ke babak final. "Alhamdulillah kami berhasil memperoleh juara pertama setelah mengalahkan tim Cakalang 11 di final,” kata mahasiswa asal Lampung itu.

Anak tengah dari tiga bersaudara tersebut tidak menyangka akan menjadi juara pertama. Pasalnya, ini merupakan kali pertama dia mengikuti organisasi dan perlombaan kapal. Terlebih kekalahan di babak awal sempat membuat rasa percaya diri timnya melemah.

Menurut dia, raihan prestasi itu merupakan titik awal untuk menghadapi kejuaraan di masa yang akan datang. Dia berharap hasil riset kapal JUFTRONIC dapat menjadi acuan serta bahan pelajaran untuk menghadapi kompetisi-kompetisi selanjutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement