Ahad 10 Apr 2022 00:45 WIB

Kasus Covid-19 di Washington dan New York Kembali Tinggi

Kasus Covid-19 di Washington dan New York meningkat hingga 106 persen.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nora Azizah
Kasus Covid-19 di Washington dan New York meningkat hingga 106 persen.
Foto: EPA-EFE / PETER FOLEY
Kasus Covid-19 di Washington dan New York meningkat hingga 106 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- Kasus Covid-19 kembali meningkat di beberapa kota besar di Amerika Serikat (AS). Wilayah Washington D.C. mengalami peningkatan 106 persen dalam kasus positif, dan kota New York kembali tinggi.

Meskipun sebagian besar negara telah mencapai puncak dalam kasus positif setelah varian omicron melonjak pada akhir tahun lalu, namun kota-kota seperti New York City dan Washington D.C. tetap alami peningkatan yang mengkhawatirkan dalam kasus selama beberapa minggu terakhir.

Baca Juga

Hal ini diperkirakan karena adanya kemungkinan penularan subvarian BA.2 yang sangat menular yang menyerang Timur Laut kawasan AS. Menurut data dari pelacak Covid, New York Times yang terakhir diperbarui pada 8 April 2022, kasus positif telah meningkat 51 persen selama dua minggu terakhir di New York City, dengan rata-rata 1.572 kasus dilaporkan per hari.

Sementara kasus telah meningkat secara nyata, tingkat kematian di kota tersebut telah turun 53 persen, serta rawat inap juga dilaporkan telah turun 17 persen. Negara bagian New York sendiri juga mengalami peningkatan kasus. Wilayah ini melaporkan peningkatan 58 persen dari rata-rata dua minggu lalu, tetapi telah mengalami penurunan 7 persen di angka kematian.

Washington D.C. tampaknya sedang dilanda gelombang virus corona berikutnya, dimana telah melaporkan peningkatan 106 persen dalam kasus positif sejak rata-rata dua minggu lalu, menurut The New York Times, dikutip Ahad (10/4/2022). Tingkat kematian tetap kurang lebih sama, tetapi rawat inap telah menurun hampir 40 persen.

Karena Washington D.C. adalah salah satu daerah yang sangat terpengaruh oleh Covid-19, sejumlah tokoh politik telah mengumumkan bahwa mereka telah tertular virus selama beberapa minggu terakhir. Pada 22 Maret, Hillary Clinton mengungkapkan bahwa dia telah dites positif Covid.

"Saya memiliki beberapa gejala flu ringan tetapi saya merasa baik-baik saja. Saya lebih bersyukur dari sebelumnya atas perlindungan yang dapat diberikan vaksin terhadap penyakit serius. Silakan divaksinasi dan dikuatkan jika belum melakukannya," Hillary menulis dalam akun twitternya.

Pada hari yang sama, Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengungkapkan dia juga dinyatakan positif Covid setelah bertemu dengan Presiden Joe Biden menjelang perjalanan mereka ke Eropa. Kemudian pada hari Kamis, Ketua DPR Nancy Pelosi juga mengabarkan hasil diagnosis positifnya.

"Setelah tes negatif minggu ini, Ketua Pelosi menerima hasil tes positif untuk Covid-19 dan saat ini tidak menunjukkan gejala," juru bicaranya, Drew Hammill, menulis di Twitter.

"Anggota parlemen sepenuhnya didorong melakukan vaksinasi dan mereka berterima kasih atas perlindungan kuat yang diberikan vaksin. Anggota parlemen akan dikarantina sesuai dengan pedoman CDC, dan mendorong semua orang untuk divaksinasi, dikuatkan, dan diuji secara teratur," lanjut Hammill.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement