Sabtu 09 Apr 2022 20:33 WIB

Puan Akui tak Mau Terpengaruh dengan Hasil Survei

Puan memilih fokus bekerja ketimbang terpengaruh dengan hasil survei.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Agus Yulianto
Ketua DPR Puan Maharani menyadari bahwa dirinya kurang narsis dalam kerja-kerjanya sebagai pimpinan DPR. Sehingga, hasil kerjanya kurang terkespose dan mendapat perhatian publik.
Foto: Prayogi/Republika
Ketua DPR Puan Maharani menyadari bahwa dirinya kurang narsis dalam kerja-kerjanya sebagai pimpinan DPR. Sehingga, hasil kerjanya kurang terkespose dan mendapat perhatian publik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPR RI Puan Maharani angkat bicara soal hasil survei yang menempatkan namanya di berbagai simulasi. Dirinya memilih fokus bekerja ketimbang terpengaruh dengan hasil survei tersebut

"Saya enggak mau terpengaruh dengan survei-survei," kata Puan dalam sebuah wawancara, Sabtu (9/4). 

Puan menyadari bahwa dirinya kurang narsis dalam kerja-kerjanya sebagai pimpinan DPR. Sehingga, hasil kerjanya kurang terkespose dan mendapat perhatian publik. Namun, menurutnya, bekerja untuk rakyat tidak harus selalu narsis.

"Karena buat saya itu pilihan, kerja itu kan enggak juga selalu narsis gitu kan, saya kerja kerja dulu gitu," ujarnya.

Selain itu, dirinya menilai, bahwa survei hanyalah sebagai salah satu bentuk bagian dari kriteria untuk menjadi data, serta bagaimana memperbaiki diri. "Dalam artian kalau surveinya turun kita naikin gimana caranya, kalau partai politik nih, bukan orang per orang, apa yang harus kita lakukan supaya surveinya tinggi atau kalau sudah tinggi kita pertahankan dan lain-lain," ucapnya. 

Sejumlah survei diketahui memasangkan Puan Maharani dengan sejumlah tokoh nasional lain seperti Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Mantan Menko PMK itu menanggapi santai berbagai simulasi yang bersliweran di berbagai survei.

"Ya mungkin saja, itu dinamika di politik ini kan enggak mungkin enggak terjadi, cair sekali, dan sekarang bisa dibilang si ini paling tinggi belum tentu nantinya tinggi, terus kalau tinggi kemudian enggak ada tiket majunya bagaimana?" ungkapnya.

Dirinya juga menyinggung bagaimana sosok Joko Widodo ketika itu bisa jadi calon presiden. Padahal, saat itu, Jokowi masih menjabat sebagai gubernur. 

"Waktu masanya Pak Jokowi siapa sih kemudian menyangka Pak Jokowi akan menjadi capres gitu kan. Orang baru jadi gubernur misalnya, tapi ternyata situasi dinamikanya menyatakan Pak Jokowi bisa menjadi capres, ini masih cair banget lah, masih lama," ucapnya.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement