Sabtu 09 Apr 2022 17:33 WIB

Erick Minta Pengusaha Hadir Bantu Warga dalam Persoalan Minyak Goreng

Menteri BUMN Erick Thohir meminta swasta hadir membantu rakyat dapat minyak goreng

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) memberikan kantong berisi minyak goreng kepada warga saat Operasi Pasar Murah di Lampung. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengetuk hati para pengusaha swasta untuk hadir membantu rakyat dalam persoalan minyak goreng.
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) memberikan kantong berisi minyak goreng kepada warga saat Operasi Pasar Murah di Lampung. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengetuk hati para pengusaha swasta untuk hadir membantu rakyat dalam persoalan minyak goreng.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengetuk hati para pengusaha swasta untuk hadir membantu rakyat dalam persoalan minyak goreng. 

Erick menyebut PTPN hanya mempunyai empat persen luas lahan CPO. Jika ditambahkan oleh lahan petani jumlahnya sekitar tujuh persen.

"Nah yang mayoritas itu dari swasta. Oleh karena itu, saya sejak awal dari beberapa bulan lalu, saya mengetuk hati swasta," ujar Erick saat melaksanakan operasi pasar PTPN Group pada Sabtu (9/4).

Erick mengatakan BUMN yang hanya memiliki empat persen luas lahan CPO saja menunjukkan keberpihakan dengan mengalokasikan seperempat produksi untuk minyak goreng. Erick menilai swasta seharusnya memiliki komitmen penuh dalam pemberian minyak goreng kepada rakyat.

Erick mengingatkan para swasta untuk tidak lupa dengan hasil kekayaan yang didapat berasal dari sumber daya alam (SDA) Indonesia."Ketika ada seperti ini, para swasta juga harus kembali bertangung jawab menyelesaikan, jangan menjadi orang asing. Menjadi orang asing ketika kayanya dari SDA Indonesia, tetapi ketika rakyat membutuhkan tidak hadir," ucap Erick.

Oleh karenanya, Erick mengajak swasta untuk bergandengan tangan dengan BUMN, pemerintah pusat dan daerah untuk bersama-sama menyelesaikan persoalan minyak goreng.

"Saya rasa bapak presiden sudah mengambil kebijakan, Pak Menko, Pak Mendag juga. Tinggal hatinya, kita mau tidak melakukan kebersamaaan ini. Ayo kembali kita gotong-royong dan mencoba melakukan operasi seperti ini," kata Erick.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement