Ahad 10 Apr 2022 00:15 WIB

Macron: Percakapan Telepon dengan Putin tak Menyenangkan

Macron menyebut pembicaraan dengan Putin tak menyenangkan dan mengkhawatirkannya.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengungkapkan, dia telah melakukan percakapan via telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat (8/4). Namun, Macron menyebut, pembicaraan itu tak menyenangkan dan mengkhawatirkannya.
Foto: AP Photo/Thibault Camus, Pool
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengungkapkan, dia telah melakukan percakapan via telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat (8/4). Namun, Macron menyebut, pembicaraan itu tak menyenangkan dan mengkhawatirkannya.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS – Presiden Prancis Emmanuel Macron mengungkapkan, dia telah melakukan percakapan via telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat (8/4). Namun, Macron menyebut, pembicaraan itu tak menyenangkan dan mengkhawatirkannya.

“Itu mengganggu saya untuk berbicara dengannya (Putin), itu tidak menyenangkan. Tapi apa yang kita lakukan? Kita harus mempersiapkan gencatan senjata,” kata Macron dalam sebuah wawancara dengan media platform digital Prancis, Brut.

Macron tak menjelaskan secara detail mengapa percakapan tersebut tak menyenangkan. Dia hanya mengungkapkan, inisiatifnya menghubungi Putin turut didorong oleh permintaan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Putin diketahui menolak untuk berbicara dengan pemimpin Ukraina tersebut.

“Setiap kali saya melakukannya (menelepon Putin), saya bertanya kepada Presiden Zelensky dan setiap kali, presiden Ukraina mengatakan: 'Berbicara dengan Putin penting bagi saya. Lakukan, karena saya tidak bisa berbicara dengannya," kata Macron.

Melihat situasi lapangan di Ukraina, Macron berpendapat, harapan untuk gencatan senjata tampak redup. Dia pun menyoroti dugaan kejahatan dan kekejaman yang dilakukan pasukan Rusia terhadap warga sipil di kota Bucha. Menurutnya, hal itu tak boleh dibiarkan begitu saja.

Keputusan Macron untuk menghubungi dan berbicara dengan Putin dikritik Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki. Dia memandang langkah Macron sebagai upaya “bernegosiasi dengan Adolf Hitler”. Macron sempat membalas serangan verbal tersebut. Macron melabeli Morawiecki sebagai “seorang anti-Semit sayap kanan yang melarang orang-orang LGBT”.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement