Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Irma Oktaviani

Wisata Religi, Usaha Kaligrafi dan Mantan Tukang Parkir

Agama | Saturday, 09 Apr 2022, 12:35 WIB

Demak yang dikenal sebagai Kota Wali membawa berkah tersendiri bagi para pelaku usaha kesenian seni kaligrafi. Di kota yang identik dengan nuansa religinya ini, seni kaligrafi cukup banyak diminati. Apalagi ditunjang dengan banyaknya kunjungan peziarah dari berbagai kota di Indonesia.

Salah seorang pelaku usaha kaligrafi, Sakdullah, mengakui hal tersebut. Sebagai produsen kaligrafi, dia menyatakan bahwa tingginya animo masyarakat kepada seni kaligrafi ditunjang oleh para peziarah wisata religi, lebih-lebih di bulan ramadhan seperti saat ini. Dia memproduksi semua macam seni kaligrafi mulai dari kaligrafi dalam kaca sampai kaligrafi dengan pigura kuningan. Adapun jenis kaligrafinya yang laris antara lain, Bismillah, Ayat Kursi, Yasin, hingga relief Ka'bah, Mekkah dan Madinah.

Ia mengakui mulai usaha ini sekitar tahun 2002-2003. Awalnya mencoba memasarkan di lokasi pariwisata religi. Banyak orang yang melihat hasil karyanya. Setiap orang datang yang lihat souvenir dalam bentuk kaligrafi menjadi tertarik kemudian beli.

Menurut pengakuannya dalam produksi kaligrafi, rata-rata usaha Sakdullah memproduksi minimal 200 hingga 300 pcs kaligrafi dengan berbagai macam ukuran. Jika permintaan pasar meningkat seperti di bulan ramadhan, dia mampu memproduksi di atas itu.

Sakdullah kini juga telah melebarkan pasarnya dengan cara merekrut beberapa tenaga pemasar di berbagai daerah yang sebelumnya telah membeli di dia dan akhirnya menjadi pelanggan tetap. Untuk harga yang dipatok bervariasi tegantung ukuran, bahan dan tingkat kesulitan. Walau tidak mengatakan dengan rinci, omzet yang diperolehnya

Kisah perjalanan hidup Sakdullah sendiri sangat menarik. Ia yang dulu awalnya "hanya" tukang parkir, sekarang menjelma menjadi pengusaha kaligrafi. Ia mengakui sesungguhnya tidak ingin berprofesi sebagai tukang parkir, namun tuntutan ekonomi hingga kondisi tidak memiliki ijazah untuk mendapatkan pekerjaan tetap, membuatnya menlakoni pekerjaan tersebut agar kebutuhan hidup tercukupi.

Setelah sekian lama melakoni jadi tukang parkir dan tidak merasakan adanya perubahan yang berarti, Sakdullah pun memutuskan untuk banting stir ke pekerjaan lain. Hal itu ia niatkan dengan tekad agar hidup keluarganya bisa lebih baik. Pada tahun 2002, akhirnya ia terjun ke usaha kaligrafi dengan merintis usaha kecil-kecilan.

Sejak tahun 2002 itu ia kerap membuat seni kaligrafi tulisan Bismillah dan Syahadat hingga kemudian memperoleh pembinaan dari dinas setempat untuk mengembangkan kemampuan pada kerajinan tersebut. Setiap ada acara besar di Demak, terutama acara keagamaan, ia hadir pula untuk menunjukkan hasil kerajinan kaligarifnya. Ia juga mencoba memasarkan di dekat lokasi pariwisata reliigi yang jadi salah satu wisata andalah Kabupaten Demak.

Berkat kegigihannya, tak perlu waktu lama usahanya untuk semakin berkembang. Pembeli yang datang tidak lagi mayoritas berasal dari Demak dan sekitarnya, namun juga berasal dari provinsi lain. Ia pun memutuskan untuk menambah desain agar pilihan bagi pembeli semakin beragam. Desain-desain populer seperti gambar Madinah, Kabah, Yasin, Ayat Kursi, hingga Masjid Agung Demak. Lambat laun usahanya semakin berkembang dan terus berjalan hingga sekarang.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image