Sabtu 09 Apr 2022 11:23 WIB

Perindo Minta Rencana Menaikkan Harga Pertalite dan Gas Melon Dibatalkan

Perindo juga meminta isu perpanjangan masa jabatan presiden tak dihembuskan lagi.

Ketua Bidang Organisasi dan kader Partai Perindo Yusuf Lakaseng meminta isu tiga periode tak lagi dihembuskan.
Foto: Istimewa
Ketua Bidang Organisasi dan kader Partai Perindo Yusuf Lakaseng meminta isu tiga periode tak lagi dihembuskan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Bidang Organisasi dan kader Partai Perindo Yusuf Lakaseng meminta pihak-pihak di pemerintahan tidak lagi mengembuskan isu perpanjangan masa jabatan presiden dan tiga periode. Sebab, Presiden Joko Widodo sudah menegaskan sikapnya dengan melarang para menteri berbicara perpanjangan masa jabatan.

Menurut Yusuf, Presiden Jokowi secara tegas taat pada konstitusi dan memerintahkan pembantunya di Kabinet Indonesia Maju tak lagi membahas tiga periode masa jabatan presiden. Perindo meminta pemerintah lebih fokus pada persoalan yang saat ini dihadapi rakyat.

Baca Juga

Termasuk rencana menaikkan harga bahan bakar pertalite dan LPG 3 kilogram (gas melon). Terlebih, saat ini Indonesia belum lepas dari persoalan pandemi yang menyusahkan masyarakat.

"Kami mengharapkan pemerintah membatalkan niat menaikkan harga pertalite dan LPG 3 kg karena akan menambah tekanan ekonomi pada rakyat bawah," tutur Yusuf dalam keterangan, Sabtu (9/4/2022).

Ia menambahkan, selain harga pertalite dan gas melon, pemerintah juga harus fokus menangani persoalan kelangkaan solar subsidi di masyarakat. Bahkan, menurut Perindo, persoalan kelangkaan dan naiknya harga minyak goreng juga belum tuntas.

"Partai Perindo menganggap demi kebaikan bersama, sebaiknya isu perpanjangan atau tiga periode jangan lagi dihembuskan karena hanya membuat perpecahan dan kegaduhan yang tidak perlu," tegas Yusuf.

Yusuf menilai wacana perpanjangan masa jabatan presiden tidak mungkin terealisasi. Ia menegaskan, tiga periode jabatan presiden tidak memungkinkan lagi setelah sejumlah partai utama koalisi pemerintah menolak gagasan itu. "Apalagi para mahasiswa sudah turun ke jalan menyatakan penolakannya juga," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement