Jumat 08 Apr 2022 23:19 WIB

Polres Kepahiang Amankan Tiga Pelaku Kasus Aborsi

Korban sempat muntah-muntah sebelum dinyatakan meninggal.

Penangkapan pelaku aborsi (ilustrasi).
Foto: Republika/Edwin
Penangkapan pelaku aborsi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Pihak Kepolisian Resor (Polres) Kepahiang, Bengkulu, mengamankan tiga orang tersangka dalam kasus aborsi di wilayah itu yang menyebabkan korban meninggal dunia. Kapolres Kepahiang AKBP Suparman dalam keterangannya di Mapolres Kepahiang, Jumat, mengatakan tersangka dalam kasus ini melibatkan AS (27) warga Desa Padang Jaya, Kecamatan Padang Jaya, Kabupaten Bengkulu Utara yang berstatus pegawai salah satu BUMN. Kemudian RT (27) yang masih berstatus mahasiswa berdomisili di Kecamatan Kepahiang, Kabupaten Kepahiang.

Selanjutnya DNS (36) warga Kelurahan Pasar Ujung, Kabupaten Kepahiang yang kesehariannya merupakan ASN di RSUD Kepahiang. Sedangkan korbannya AA (21) warga asal Kecamatan Curup Tengah, Kabupaten Rejang Lebong."Kejadian tersebut terjadi Rabu tanggal 6 April 2022 sekitar pukul 20.00 WIB di RSUD Kepahiang. Korban ini meninggal dunia setelah sebelumnya menjalani perawatan di RSUD Kepahiang selama 3 hari," kata dia.

Baca Juga

Dia menjelaskan, kronologis kejadian itu bermula dengan adanya hubungan asmara antara korban AA dengan tersangka AS yang diketahui telah memiliki anak dan istri tersebut. Setelah beberapa lama berpacaran kemudian korban AA hamil.

Mengetahui AA hamil tersangka, AS mengaku belum siap menikahi korban dan selanjutnya menghubungi tersangka RT dan menceritakan permasalahan yang dihadapinya. Lalu tersangka RT menemui tersangka DNS yang bekerja di RSUD Kepahiang guna mendapatkan obat penggugur kandungan.

Obat tersebut ini dibeli DNS di apotek dan setelah mendapatkannya langsung diberikan kepada tersangka RT, kemudian diberikan kepada tersangka AS serta selanjutnya diberikan kepada korban AA guna dikonsumsi.

Ditambahkan AKBP Suparman, obat yang diberikan oleh tersangka AS ini selanjutnya diberikan kepada korban sebanyak 6 tablet yang digunakan secara bersamaan dengan rincian dua tablet diletakkan di bawah lidah, dua tablet diminum dan dua tablet lagi dimasukkan dalam alat kelamin."Setelah mengkonsumsi obat yang diberikan oleh tersangka AS kemudian saudari AA mengalami muntah-muntah hingga akhirnya dibawa ke RSUD Kepahiang, dan setelah dilakukan perawatan sekitar selama tiga hari kemudian dinyatakan meninggal dunia," jelasnya.

Atas perbuatannya para tersangka ini, kata dia, dikenakan pelanggaran pasal 194 UU No.36/2009, tentang Kesehatan juncto pasal 55 KUHP atau Pasal 56 KUHP atau Pasal 196 UU No. 36/2009, tentang Kesehatan juncto pasal 55 KUHP atau Pasal 56 KUHP dengan ancaman hukuman 10 tahun penjara dan denda Rp1 miliar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement