Sabtu 09 Apr 2022 00:05 WIB

Survei SMRC Terbaru: Ridwan Kamil Tokoh Paling Disukai Publik

Popularitas dan elektabilitas Gubernur Jawa Barat ini tetap stabil.   

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Berdasar survey SMCR, Gebernur Jawa Barat Ridwan Kamil dinilai responden sebagai tokoh paling disukai di antara nama-nama yang beredar dan disebut-sebut sebagai bakal calon presiden.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Berdasar survey SMCR, Gebernur Jawa Barat Ridwan Kamil dinilai responden sebagai tokoh paling disukai di antara nama-nama yang beredar dan disebut-sebut sebagai bakal calon presiden.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Hasil survey terbaru yang digelar Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) bertajuk “Prospek Presiden 2024” Updated Survei Nasional: 13 – 20 Maret 2022 menunjukkan, posisi Ridwan Kamil sebagai tokoh yang disukai publik masih tinggi. 

Menurut Peneliti SMRC Sirodjudin Abbas, faktor yang elementer seseorang dalam memilih calon presiden adalah psikologi memilih. Yakni, tahu dan suka dengan yang diketahuinya tersebut. 

“Tahu saja tidak cukup. Tahu kalau tidak suka tidak akan berujung ke memilih. Karena itu “suka” adalah indikasi lebih mendalam untuk menjelaskan mengapa orang memilih seorang calon,” ujar Sirodjudin dalam rilis resmi, Jumat (8/4)

SMRC mengatakan, Ridwan Kamil dinilai responden sebagai tokoh paling disukai di antara nama-nama yang beredar dan disebut-sebut sebagai bakal calon presiden. Meski di atasnya masih ada Prabowo, Ganjar, dan Anies Baswedan.

“Sejumlah nama tingkat kedikenalannya sementara masih rendah di bawah 80 persen. Tapi kedisukaannya relatif tinggi di atas 80 persen. Antara lain Ganjar tahu 69 persen dan suka 81 persen, Khoffifah, tahu 49 persen dan suka 80 persen, serta  Ridwan Kamil tahu 65 persen dan suka 84 persen,” paparnya.

Menurut Sirodjudin, popularitas dan elektabilitas Gubernur Jawa Barat tetap stabil meski konstelasi survei masih mendudukan Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan dalam tiga besar Calon Presiden. “Kuantitas dan kualitas popularitas masing-masing, berimplikasi terhadap elektabilitas mereka,” katanya.

Sirodjudin menjelaskan, dalam format pertanyaan semi terbuka dimana responden diberikan daftar 43 nama untuk dipilih dan boleh memilih nama lain di luar daftar Ganjar mendapat dukungan 18,1 persen, seimbang dengan Prabowo 17,6 persen, berikutnya Anies Baswedan 14,4 persen, Ridwan Kamil 3,9 persen, AHY 3,5 persen, Megawati 3,1 persen, Ahok 3 persen dan nama-nama lain di bawah 3 persen, serta yang belum tahu 13,7 persen. 

“Kalau kita lihat tren setahun memang (Ridwan Kamil) stabil masuk lima besar lah yah. Itu kalau dllihat dari pertengahan tahun lalu konsisten di kisaran lima besar. Prabowo, Ganjar, Anies, RK,” katanya.

Sirodjudin menilai, moncernya tingkat kesukaan publik pada Ridwan Kamil terbilang penting dipantau mengingat angkanya terbilang tinggi. Karena bisa mengungguli Ganjar Pranowo sebesar 84 persen. Sirodjudin menilai popularitas Ridwan Kamil yang cukup tinggi di angka 65 persen menjadi modal kuat mengingat posisinya yang tidak ada di panggung nasional. 

Jika tingkat popularitas dan kedisukaan tinggi, kata dia, maka bisa menentukan potensi dan tingkat elektabilitas Ridwan Kamil ke depan.

"Karena orang logikanya begini, orang kenal dulu, setelah itu suka tau tidak, kalau suka paling mungkin untuk memilih ketika suka. Karena tidak mungkin orang harus suka dulu baru dipilih,” katanya.

Populasi survei SMRC ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah Berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. 

Dari populasi itu dipilih secara random (multistage random sampling) 1220 responden. Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 1027 atau 84 persen. 

Sebanyak 1027 responden ini yang dianalisis. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,12 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (asumsi simple random sampling). 

Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti. Waktu wawancara lapangan 13 - 20 Maret 2022. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement