MUI: Program TV Selama Ramadhan Ada Peningkatan tapi Belum Optimal

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko

Kamis 07 Apr 2022 16:52 WIB

Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bahas masalah pelanggaran yang dilakukan pada tayangan Ramadhan. Foto: Republika/Agung Supriyanto Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bahas masalah pelanggaran yang dilakukan pada tayangan Ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ketua Komisi Informasi dan Komunikasi (Infokom) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Mabroer MS menilai, berbagai program yang disiarkan di televisi pada bulan Ramadhan 1443 H sejauh ini menunjukkan peningkatan dari sebelumnya. Namun, dia menekankan, program tersebut belum optimal.

"Secara umum ada peningkatan. Bahwa belum optimal itu iya, tetapi secara umum ada peningkatan. Kita berharap ini tidak hanya sampai Ramadhan. Setelah Ramadhan, kesadaran ini harus terus dirawat agar kehidupan bangsa dari waktu ke waktu semakin baik," tutur dia kepada Republika.co.id, Kamis (7/4/2022).

Baca Juga

Mabroer mengatakan, dari tahun ke tahun, ada lembaga penyiaran yang sadar setelah diingatkan kemudian melakukan perbaikan. Namun ada juga lembaga penyiaran televisi yang tidak banyak berubah sehingga menurutnya ini menjadi tantangan bagi MUI untuk terus mengingatkan.

"Namanya dakwah nggak boleh berhenti. Kami terus ingatkan bahwa mereka punya pertanggungjawaban moral. Dakwah tidak hanya oleh mubaligh tetapi juga lembaga penyiaran dengan cara misalnya menyajikan konten yang positif dan edukatif," ucap dia.

Mabroer mengatakan, lembaga penyiaran punya porsi dalam dakwah. Bila mereka Muslim, maka mengemban tanggungjawab dengan memilih program-program yang tepat dan mendidik generasi muda agar tidak kehilangan orientasi kebangsaan. "Semua Muslim itu punya hak dan kewajiban, termasuk tanggungjawab moral kepada bangsa dan umat," tambahnya.