Kamis 07 Apr 2022 03:54 WIB

Flip Gelar Kelas Literasi Keuangan untuk Nelayan Indonesia

Pemerintah menargetkan kenaikan inklusi keuangan hingga 90 persen pada 2024

Nelayan tradisional membenahi jaring (ilustrasi). Flip bersama KNTI menggelar acara sosialisasi dan edukasi keuangan secara daring dan luring di area kampung nelayan Dadap, Tangerang, Banten, pada Ahad (3/4/2022) lalu.
Foto: Antara
Nelayan tradisional membenahi jaring (ilustrasi). Flip bersama KNTI menggelar acara sosialisasi dan edukasi keuangan secara daring dan luring di area kampung nelayan Dadap, Tangerang, Banten, pada Ahad (3/4/2022) lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Dalam memperingati Hari Nelayan Nasional 6 April, Flip, perusahaan teknologi keuangan Indonesia bersama Kesatuan Tradisional Nelayan Indonesia (KNTI) menggelar acara sosialisasi dan edukasi keuangan secara daring dan luring di area kampung nelayan Dadap, Tangerang, Banten, pada Ahad (3/4/2022) lalu.

Kelas literasi keuangan ini merupakan upaya Flip dalam mendorong tingkat literasi dan kemampuan pengelolaan keuangan bagi kalangan nelayan yang dihadiri oleh

Baca Juga

M Riza Damanik Ketua Umum KNTI, Andri Rahmad Wijaya Head of Marketing Flip, Ruisa Khoiriyah Perencana Keuangan, dan lebih dari 300 nelayan dari Aceh, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat, Lampung, Jawa Tengah, dan berbagai wilayah pesisir lainnya.

Inklusi keuangan di kelompok-kelompok strategis seperti petani, nelayan, dan UMKM telah menjadi prioritas pemerintah. Pemerintah menargetkan kenaikan inklusi keuangan hingga 90 persen pada 2024. Sedangkan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat indeks inklusi keuangan nasional pada tahun 2019 mencapai 76,19 persen dengan tingkat literasi keuangan sebesar 38,03 persen. Situasi ini memberi ide kepada Flip untuk menggelar kelas literasi dan pengelolaan keuangan bagi para nelayan dalam momen Hari Nelayan Nasional.

“Kami melihat nelayan adalah kelompok yang mendesak mendapatkan literasi dan kemampuan pengelolaan keuangan. Siklus pendapatan mereka cepat, bukan bulanan tetapi tergantung pada jadwal melaut. Jika tidak dikelola dengan baik, pendapatan ini tidak akan memberi dampak kesejahteraan jangka panjang. Oleh karena itu, Flip berinisiatif untuk menggarap program literasi dan inklusi keuangan di komunitas nelayan,” kata Ginanjar Ibnu Solikhin, Co-Founder Flip, dalam siaran persnya.

Salah seorang tokoh nelayan Desa Dadap, Ja’i, mengkhawatirkan kondisi nelayan tidak akan membaik karena gaya hidup yang jauh dari perencanaan keuangan. Ini menyebabkan kondisi ekonomi rumah tangga nelayan tidak pernah berubah dari tahun ke tahun walaupun besaran pendapatannya relatif cukup.

“Ibu-ibu nelayan tidak memenuhi kebutuhan yang penting dulu. Lebih banyak belanja barang-barang. Ambil kredit barang-barang baru, motor, TV, alat elektronik. Akibatnya, mereka hidup gali lubang tutup lubang. Oleh karena itu, kami sangat senang dengan adanya program sosialisasi dari Flip ini yang kami harapkan dapat mengubah cara pengelolaan keuangan para nelayan menjadi lebih baik,” papar Ja’i.

Sehubungan dengan kondisi tersebut, dalam acara ini Flip menghadirkan perencana keuangan independen Ruisa Khoiriyah untuk mengajak para nelayan memahami pentingnya literasi dan pengelolaan keuangan yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, Flip juga mengenalkan solusi teknologi keuangan untuk memudahkan berbagai transaksi keuangan buat semua kalangan. Tak berhenti sampai di sini, Flip akan terus memberikan edukasi dengan topik-topik

literasi keuangan lainnya bagi nelayan.

“Melalui program ini, Flip berharap dapat mendukung pencapaian target inklusi keuangan yang dicanangkan pemerintah dalam program-program literasi keuangan

yang menarik sehingga semakin banyak masyarakat yang memanfaatkan solusi fintech yang adil (fair) dalam memenuhi kebutuhan transaksi keuangan sehari-hari,”

tutup Ginanjar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement