Rabu 06 Apr 2022 15:36 WIB

Moeldoko Minta Sudahi Polemik Perpanjangan Masa Jabatan Presiden

Polemik jangan diperpanjang karena Presiden sudah menegaskan taat pada konstitusi.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Andi Nur Aminah
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko.
Foto: Dok KSP
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko meminta masyarakat mengakhiri polemik perpanjangan masa jabatan presiden dan penundaan pemilu. Ia meminta agar polemik ini tak diperpanjang lagi karena Presiden sudah menegaskan taat pada konstitusi.

“Saya ingin tegaskan kepada masyarakat Indonesia, sudahlah cukup jangan lagi berpolemik tentang jabatan tiga periode lah, perpanjangan lah. Presiden sudah tegas mengatakan seperti itu. Jangan jadi bahan 'gorengan' yang tidak berkualitas,” kata Moeldoko di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Rabu (6/4).

Baca Juga

Moeldoko menegaskan, saat ini pemerintah tengah fokus bekerja menghadapi pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Selain itu, pemerintah juga bekerja menyiapkan berbagai skenario untuk menghadapi dampak ekonomi akibat perang Ukraina-Rusia. Karena itu, ia meminta agar polemik mengenai perpanjangan masa jabatan presiden ini dihentikan.

“Kita berpikir ke depan. Jangan berputar-putar bangsa ini berbicara yang tidak produktif. Bicara perpanjangan, bicara tiga periode. Presiden sudah jelas, mau ngomong apa lagi? Masih lagi dipersoalkan. Sekali lagi saya ingatkan sudah cukup berpolemik tentang ini,” kata Moeldoko.

Dalam sidang kabinet paripurna di Istana Negara pada Selasa (5/4) kemarin, Jokowi menegur jajaran menteri yang terus menerus memberikan pernyataannya terkait masalah penundaan pemilu dan juga perpanjangan masa jabatan presiden. Jokowi ingin seluruh jajarannya fokus dalam menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi saat ini, seperti kenaikan harga kebutuhan pangan dan juga energi.  

Menurut Moeldoko, pernyataan Presiden tersebut menunjukan gentingnya kondisi masyarakat saat ini di tengah kenaikan berbagai harga komoditas kebutuhan pokok. Sehingga, pemerintah diminta untuk fokus bekerja menyelesaikan berbagai masalah dan tantangan yang dihadapi.

“Presiden seperti itu menunjukan arti penting sebuah situasi bahwa situasi sekarang ini masyarakat menghadapi kondisi yang tidak mudah, karena ada kenaikan harga, dan kenaikan harga itu lebih diakibatkan oleh kondisi global,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement