Rabu 06 Apr 2022 13:25 WIB

Gempa M 4,9 Guncang Gunung Kidul Hingga Pacitan

Gempa Yogyakarta yang terjadi pagi ini merupakan jenis gempa berkedalaman menengah.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Andi Nur Aminah
Gempa. Ilustrasi
Foto: Reuters
Gempa. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wilayah Gunungkidul Yogyakarta hingga Pacitan, Jawa Timur, diguncang gempa tektonik, Rabu (6/4/2022) pukul 10.00 WIB. Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa yang terjadi memiliki magnitudo (M) 4,9.

"Episenter gempa ini terletak pada koordinat 8,21 LS dan 110,57 BT, tepatnya di laut pada jarak 24 kilometer (km) arah barat daya Gunungkidul dengan kedalaman 123 km," ujar Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (6/4/2022).

Baca Juga

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, dia melanjutkan, gempa Yogyakarta yang terjadi pagi ini merupakan jenis gempa berkedalaman menengah akibat adanya deformasi/patahan pada bagian Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Pulau Jawa tepatnya di zona Benioff. Ia menambahkan, gempa ini bukan jenis gempa subduksi megathrust dan bukan juga gempa akibat sesar aktif kerak dangkal (shallow crustal earthquake).

Gempa ini terjadi di Zona Benioff, yang mana pada lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Jawa tidak lagi landai tetapi sudah menukik. Slab lempeng yang tersubduksi lebih dalam ini ada bagian yang mengalami deformasi atau patah yang kemudian memancarkan gelombang gempa. 

 

Ia menyontohkan, gempa Benioff yang merusak akhir-akhir ini adalah Gempa Selatan Jawa Timur yang terjadi pada 21 Mei 2021 dengan magnitudo 5,9 di kedalaman 110 km. Gempa ini merusak ratusan rumah di tujuh kabupaten dan kota di Jawa Timur, khusunya Blitar dan Malang.

Sementara itu, pihaknya mencatat guncangan gempa Yogyakarta pagi ini dirasakan di Gunungkidul, Bantul, Sleman, Trenggalek dalam skala intensitas II MMI dan Pacitan II-III MMI. "Patut disyukuri bahwa hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut, karena gempa dalam lenpeng semacam ini mampu memancarkan guncangan sangat kuat di atas rata-rata gempa sekelasnya," katanya. 

Seperti halnya Gempa Benioff di selatan Jawa Timur meskipun magnitudonya relatif kecil 5,9 tetapi mampu merusak ratusan bangunan rumah. Hingga pukul 10.30 WIB, ia menyebutkan hasil monitoring BMKG terhadap gempa Yogyakarta-Pacitan ini belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock).

Pihaknya mencatat wilayah Yogyakarta dan sekitarnya merupakan daerah rawan gempa. Sejarah mencatat, gempa merusak sudah terjadi beberapa kali seperti pada tahun 1840, 1859, 1867, 1875, 1937, 1943, 1957, 1981, dan 2006.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement