Selasa 05 Apr 2022 23:59 WIB

PLN Siap Pasok Listrik Hijau bagi Produsen Kendaraan Listrik

PLN klaim telah memiliki pembangkit listrik EBT dengan kapasitas 9 GW

Pegawai PLN memeriksa sistem kelistrikan (ilustrasi). PLN memastikan seluruh sistem kelistrikan di Indonesia dalam kondisi cukup. Ketersediaan pasokan listrik ini didukung oleh beroperasinya pembangkit listrik dari program 35.000 Megawatt (MW).
Foto: PLN
Pegawai PLN memeriksa sistem kelistrikan (ilustrasi). PLN memastikan seluruh sistem kelistrikan di Indonesia dalam kondisi cukup. Ketersediaan pasokan listrik ini didukung oleh beroperasinya pembangkit listrik dari program 35.000 Megawatt (MW).

REPUBLIKA.CO.ID,TAPIN -- Perusahaan listrik negara PT PLN (Persero) siap memasok listrik hijau bagi produsen kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang membangun pabrik di Indonesia.Saat ini PLN mengklaim telah memiliki pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) dengan kapasitas terpasang mencapai 9 gigawatt (GW), yang kapasitasnya bakal meningkat hingga 29 GW pada 2030."Dengan daya terpasang tersebut mampu memenuhi kebutuhan listrik industri hijau," kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, melalui siaran pers dilaporkan Selasa.Hal itu, kata dia selaras dengan rencana pemerintah dalam mengembangkan Kawasan Industri Hijau di sejumlah wilayah di Tanah Air."Saat ini semua industri bergerak pada energi berbasis ramah lingkungan. Melalui Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) hijau yang dicanangkan pada 2021, PLN siap mendukung industri di Kawasan Industri Hijau melalui pembangkit EBT," ujarnya.Periode 2022, kata dia, PLN berencana menambah kapasitas terpasang pembangkit EBT sebesar 228 MW.Pembangkit ramah lingkungan tersebut terdiri dari PLTP sebesar 45 MW, PLTA dan PLTM 178 MW serta pembangkit listrik tenaga bioenergi 5 MW. Selain dari sisi pasokan, jelas Darmawan, demi mendukung pengembangan industri hijau di Indonesia, PLN juga membuka peluang kerja sama dalam carbon trading melalui Renewable Energy Certificate (REC)."REC menjadi instrumen paling penting dalam menurunkan emisi. Kerja sama ini merupakan bukti nyata bahwa sektor industri mengambil peran luar biasa dalam transisi energi terbarukan," ujarnya, menerangkan.Melalui REC, kata dia, merupakan bukti PLN mewujudkan kerja sama pemenuhan tenaga listrik dari pembangkit berbasis EBT.Selain itu, kontrak pembelian REC dengan durasi kerja sama 1-5 tahun juga bakal memberi dampak positif bagi industri."Pelanggan memperoleh opsi pengadaan untuk pemenuhan target 100 persen penggunaan EBT yang transparan dan diakui secara internasional dan tanpa mengeluarkan biaya investasi untuk pembangunan infrastruktur," ujarnya. Tidak hanya itu, industri juga membuktikan eksistensi nya dalam berkontribusi mengurangi emisi karbon dengan menggunakan energi yang berasal dari pembangkit EBT di Indonesia, tambah Darmawan.Kontrak pembelian REC juga memberikan dampak bagi pemerintah yang tengah mendorong transisi energi menuju karbon netral 2060.Diharapkan, masif nya kontrak pembelian REC dapat mendorong pertumbuhan pasar nasional energi terbarukan sehingga dapat mempercepat pencapaian target bauran energi."Kami sangat terbuka bagi perusahaan-perusahaan lain yang ingin berkontribusi dalam penggunaan energi hijau dengan memanfaatkan REC ini," ungkap dia.Bagi pelanggan yang ingin melakukan pembelian REC PLN, baik untuk individu maupun korporasi, dapat langsung mengunjungi website : https://layanan.pln.co.id/renewable-energy-certificate.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement