Harga Alquran di Libya Mahal, Warga Pilih Restorasi Cetakan Alquran

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko

Rabu 06 Apr 2022 03:41 WIB

Alquran Foto: Republika/Agung Supriyanto Alquran

REPUBLIKA.CO.ID,  TRIPOLI -- Di bulan suci Ramadhan, sekelompok sukarelawan di Libya bekerja sepanjang waktu untuk memperbaiki salinan Alquran yang lama atau rusak. Khaled Al Drebi adalah salah satu orang yang mampu memperbaikinya dan paling terkenal di Libya untuk urusan memperbaiki cetakan Alquran.

Drebi juga termasuk di antara para perajin yang datang ke rumah restorasi Alquran di Tripoli setiap hari untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan selama Ramadhan. Sebab, bagi banyak orang, harga Alquran ini kini mengalami kenaikan, terutama sejak pemerintah berhenti mencetak Alquran mereka di Libya.

Baca Juga

Bagi umat Islam, Ramadhan adalah bulan spiritualitas. Di bulan yang mulia ini, penjualan Alquran di Libya biasanya meningkat. "Pembelian Alquran baru secara tradisional meningkat sebelum bulan Ramadhan, tetapi sekarang ini ada pergeseran," kata Drebi, seperti dilansir Jordan Times, Selasa (5/4/2022).

Libya, negara di Afrika Utara itu, telah mengalami lebih dari satu dekade konflik dan meninggalkan banyak lembaga atau institusi berada dalam kekacauan dan memberikan pukulan besar bagi ekonomi negara yang kaya minyak itu.

Drebi mengungkapkan, harga cetakan Alquran baru kini mengalami kenaikan. "Akibatnya, sekarang banyak yang mengembalikan Alquran lamanya untuk direstorasi. Restorasi cetakan Alquran sekarang jadi populer, dan ini belum pernah terjadi sebelumnya," kata Drebi.

Harga Alquran baru saat ini lebih dari 20 dolar AS. Sedangkan rumah restorasi Drebi hanya mengenakan biaya beberapa dolar untuk memperbaiki cetakan Alquran. Namun harga yang murah sebetulnya tidak menjadi satu-satunya faktor. Karena, nilai sentimental juga menjadi faktor mengapa memperbaiki Alquran yang sudah lama maupun rusak.

 

 

Terpopuler