Rabu 06 Apr 2022 00:08 WIB

Selama Puasa Volume Sampah di Kota Mataram Naik

Munculnya pedagang takjil musiman memicu peningkatan volume sampah setiap hari

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Munculnya pedagang takjil musiman memicu peningkatan volume sampah setiap hari. Ilustrasi.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Munculnya pedagang takjil musiman memicu peningkatan volume sampah setiap hari. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM - Memasuki hari ketiga puasa Ramadhan 1443 Hijriah, volume sampah di Mataram mengalami peningkatan hingga lima persen dibandingkan dari hari-hari sebelum puasa. Data itu berdasarkan keterangan dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram.

"Kondisi itu terjadi karena tingginya aktivitas masyarakat, termasuk munculnya pedagang takjil musiman yang memicu peningkatan volume sampah setiap hari," kata Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram Irwansyah di Mataram, Selasa (5/4/2022).

Baca Juga

Menurutnya, volume sampah di Kota Mataram setiap hari rata-rata sekitar 240 ton hingga 250 ton. Akan tetapi memasuki bulan puasa, volume sampah tersebut meningkat hingga sekitar lima persen. Volume sampah diprediksi akan terus naik hingga menjelang Idulfitri 1443 Hijrah dan Lebaran "Topat" (ketupat) yang dirayakan sepekan setelah Idulfitri.

"Peningkatan volume sampah terjadi saat perayaan hari-hari besar keagamaan, dipicu karena tingginya aktivitas kegiatan sosial kemasyarakatan," kata Irwansyah.

Untuk mengantisipasi agar produksi sampah dari masyarakat dapat terangkut maksimal, DLH melakukan patroli sampah ketika aktivitas pedagang musiman telah selesai. Demi memudahkan pengangkutan, pedagang musiman takjil di Kota Mataram sudah dipetakan terutama yang dinilai padat seperti di kawasan Jalan Sriwijaya, Karang Genteng, dan Gomong.

"Harapan kita, para pedagang setidaknya sudah mewadahi sampah mereka sehingga begitu petugas datang, sampah tinggal diangkat," terangnya.

Di sisi lain, Irwansyah mengimbau agar masyarakat dan pedagang bisa disiplin membuang sampah pada tempatnya atau tidak membuang sampah ke saluran dan sungai. Sampah yang dibuang ke saluran dan sungai bisa menghambat kelancaran aliran air sehingga memicu terjadinya luapan dan genangan air bahkan ke rumah penduduk. "Karena itu, sampah sebaiknya diberi wadah dan petugas kami siap angkut ke tempat pembuangan akhir (TPA)," kata Irwansyah menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement