Selasa 05 Apr 2022 17:45 WIB

Dinkes Sikka: DBD Kembali Merenggut Nyawa Seorang Anak

Korban terlambat dibawa ke Rumah Sakit rujukan oleh orang tua yang bersangkutan.

Sejumlah bocah berlarian saat pelaksanaan fogging atau pengasapan di Bugel, Kota Tangerang, Banten, Selasa (9/3/2021). (Ilustrasi)
Foto: ANTARA/Fauzan
Sejumlah bocah berlarian saat pelaksanaan fogging atau pengasapan di Bugel, Kota Tangerang, Banten, Selasa (9/3/2021). (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG--Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur menyatakan penyakit demam berdarah dengue (DBD) kembali merenggut nyawa seorang anak berusia sembilan tahun di Kota Maumere. "Benar ada satu anak yang meninggal dunia dan kini untuk Kabupaten Sikka sudah bertambah menjadi dua orang korban dari DBD," kata Kadis Kesehatan Kabupaten Sikka Petrus Herlemus, Selasa (5/4/2022).

Ia mengatakan anak berusia sembilan tahun dan masih berada di bangku SD itu diketahui terlambat dirujuk ke RS TC Hillers. Korban telah menjalani pemeriksaan di salah satu klinik di Kota Maumere. Dokter yang bekerja di klinik tempat pasien itu jalani pemeriksaan pada Kamis (31/3/2022) lalu sudah meminta orang tua pasien agar setelah dari klinik langsung dibawa ke RS TC Hillers.

Baca Juga

"Namun hal itu tidak diindahkan oleh orang tua dari pasien sehingga pada Jumat besoknya baru dibawa ke RS TC Hillers," tambah dia.

Saat tiba di UGD RS TC Hillers pasien langsung diambil darahnya dan dilakukan pemeriksaan laboratorium dan baru diketahui bahwa bocah tersebut terjangkit DBD. Selama proses perjalanan ke lokasi RS TC Hillers sendiri, pasien diketahui sudah mengalami hematemesis atau muntah darah dan semakin parah.

Pasien juga mengeluh sesak dan susah makan dan minum karena perutnya terasa kembung dan sakit. Dengan adanya kejadian tersebut pemerintah Kabupaten Sikka mengimbau kepada warganya untuk tidak boleh terlambat memeriksakan anaknya ke puskesmas atau RS jika anak mengalami demam yang tinggi.

Karena jika terlambat kejadiannya bisa sama seperti dua pasien korban DBD di kabupaten Sikka yang alami hal yang sama. Warga juga diimbau untuk tetap menjaga lingkungan sekitar, seperti menjaga kebersihan dan lainnya sehingga tidak menjadi lokasi berkembangbiaknya nyamuk aedes aegypty.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement