Senin 04 Apr 2022 23:18 WIB

Pelonggaran di Bulan Ramadan, Menkes : Pemerintah Tetap Hati-hati dan Memantau Covid

Pelonggaran di Bulan Ramadan, Menkes : Pemerintah Tetap Hati-hati dan Memantau Varian

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Muhammad Hafil
Pelonggaran di Bulan Ramadan, Menkes : Pemerintah Tetap Hati-hati dan Memantau Varian Covid-19. Foto:   Ilustrasi Ramadhan
Foto: Pixabay
Pelonggaran di Bulan Ramadan, Menkes : Pemerintah Tetap Hati-hati dan Memantau Varian Covid-19. Foto: Ilustrasi Ramadhan

IHRAM.CO.ID,JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memastikan masyarakat sudaj diperbolehkan untuk salat tarawih di masjid saat bulan Ramadan dan mudik ke kampung halaman. Namun, semua langkah kebebasan ini harus tetap dilakukan secara hati-hati.

Untuk mudik ke kampung halaman, Budi mengingatkan masyarakat harus segera mendapatkan vaksin Covid-19 tiga dosis. Karena, dengan sudah mendapatkan booster, pemudik tak perlu lagi untuk melakukan tes Covid-19.

Baca Juga

Sementara untuk yang baru vaksin satu kali tetap harus dites dengan swab dengan metode polymerase chain reaction (PCR). Sementara yang sudah dua kali vaksin masih perlu menyertakan hasil tes antigennya.

"Jadi dengan demikian pemerintah tetap berhati-hati. Kita tetap boleh melakukan ibadah puasa dan juga mudik tapi harus dengan melengkapi dosis vaksinasi," tegasnya.

Mantan Wakil Menteri BUMN itu juga menyatakan hingga kini pemerintah terus memantau varian Covid-19 baru yang terus berkembang meski sejumlah pelonggaran telah dilakukan. Ia mengungkapkan bahwa Omicron varian BA.2 sudah masuk di Tanah Air dan mendominasi.

Sehingga, pemantauan terhadap varian Covid-19 yang terjadi di beberapa negara dilakukan sebagai bentuk kehati-hatian. Sebab, munculnya mutasi virus kerap membuat terjadinya peningkatan kasus di Tanah Air.

"Pemerintah tetap berhati-hati karena pemerintah menyadari bahwa lonjakan kasus yang tinggi selalu terjadi dengan adanya varian baru. Sehingga kami selalu memonitor varian baru yang ada," kata Budi.

Diketahui, saat ini peningkatan kasus Covid-19 kembali terjadi di beberapa negara Eropa dan Cina yang disebabkan oleh Omicron varian BA.2. Namun, karena imunitas masyarakat yang tinggi sehingga tidak menyebabkan adanya lonjakan kasus.

"Kami beruntung dengan kondisi imunitas masyarakat Indonesia yang cukup tinggi sehingga varian baru ini tidak menyebabkan adanya lonjakan kasus di Indonesia. Berdasarkan kondisi seperti ini pemerintah merasa yakin bahwa kita bisa melakukan aktivitas secara lebih bebas,"ujar Budi.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement