Senin 04 Apr 2022 15:07 WIB

Harga Naik, Penjualan Pertamax di Sejumlah SPBU Anjlok

Sebagian dari konsumen memilih beralih ke produk Pertalite.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Seorang petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax ke salah satu kendaraan di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
Foto: Prayogi/Republika.
Seorang petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax ke salah satu kendaraan di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Sejak berlaku kebijakan kenaikan harga BBM jenis Pertamax per 1 April 2022, sejumlah pengelola SPBU yang ada di wilayah Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, melihat ada penurunan animo konsumen terhadap produk BBM tersebut.

Bahkan sejak harga produk Pertamax naik dari Rp 9.000 menjadi Rp 12.500 per liter telah memengaruhi akumulasi penjualan harian BBM non subsidi yang berkualitas ini, dalam beberapa hari terakhir.

Setidaknya ini diungkapkan pengelola SPBU 44. 505.03 Lemah Abang, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Darmanto, yang dikonfirmasi melalui sambungan telepon, di Ungaran, Senin (4/4/2022).

Menurutnya, penurunan konsumen Pertamax dapat dilihat dari jumlah kendaraan pembeli Pertamax di SPBU Lemah Abang, yang dipantau sejak kenaikan harga BBM produk itu resmi berlaku.

Beberapa hari setelah kenaikan harga Pertamax diakui Darmanto terpantau ada kelesuan. “Bahkan nyaris tidak terlihat adanya antrean kendaraan bermotor konsumen BBM Pertamax,” ungkapnya.

Sepinya peminat (konsumen) ini menyebabkan penurunan penjualan di produk Pertamax di SPBU tersebut. Bahkan penurunan penjualan produk Pertamax mencapai kisaran 15 hingga 20 persen.

Di sisi lain, sebagian dari konsumen memilih beralih ke produk Pertalite yang harganya masih standar Rp 7.650. “Mungkin karena selisih harganya yang mencapai Rp 4.850 per liter, sehingga masyarakat masih memilih yang lebih ekonomis,” tambahnya.

Ia juga menyampaikan, khusus untuk pelanggan produk Pertamax kalangan pengguna sepeda motor relatif masih terjaga dan konsumen sepeda motor umumnya masih setia menggunakan Pertamax. “Kalau mobil mulai berkurang,” lanjutnya.

Penurunan penjualan BBM produk Pertamax juga diamini oleh pengelola/manajemen SPBU 44.507.16 Ngampin, di wilayah Kelurahan Ngampin, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang.

Manager SPBU Ngampin, Betty Kusuma yang dikonfirmasi, mengakui penurunan konsumsi Pertamax di SPBU Ngampin pasti ada. Menurutnya, sejak berlaku harga Pertamax Rp 12.500 per liter, memang terpantau ada penurunan peminat Pertamax.

Sampai berapa persentasenya, memang belum dihitung secara detil. “Namun cukup lumayan, pada weekend kemarin penurunan penjualan Pertamax mencapai satu ton (satu kilo liter) di SPBU Ngampin,” tegas dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement