Senin 04 Apr 2022 14:10 WIB
...

Masuk Kamar Presiden, Bantu Kemasi Barang-Barang Istri Gus Dur

Ini pengalaman pertamaku masuk Istana Negara dan langsung masuk kamar presiden.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Endro Yuwanto
 Pada 23 Juli 2001, Gus Dur yang hanya bercelana pendek dengan mengenakan kaos warna biru muda sempat menemui para pendukungnya dari teras Istana Negara. Gus Dur yang didampingi anaknya, Yeni Wahid, dan seorang ajudan yang memeganginya, berdiri melambaikan tangan ke arah pendukungnya. Pada hari itu juga, Gus Dur lengser, persis 20 bulan setelah menjadi presiden RI.
Foto: Dokumentasi.
Pada 23 Juli 2001, Gus Dur yang hanya bercelana pendek dengan mengenakan kaos warna biru muda sempat menemui para pendukungnya dari teras Istana Negara. Gus Dur yang didampingi anaknya, Yeni Wahid, dan seorang ajudan yang memeganginya, berdiri melambaikan tangan ke arah pendukungnya. Pada hari itu juga, Gus Dur lengser, persis 20 bulan setelah menjadi presiden RI.

Oleh : Rusdy Nurdiansyah/Jurnalis Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, Belum separuh waktu menjalankan jabatannya sebagai presiden RI, Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur lengser usai mendapatkan mosi tidak percaya dalam Sidang Istimewa MPR yang dipimpin Amien Rais.

Presiden keempat Indonesia itu diterpa sejumlah isu politik. Salah satunya isu kasus penyalahgunaan dana di Badan Urusan Logistik (Bulog) atau yang populer kala itu disebut Bulog Gate.

Mendapat mosi tidak percaya dari MPR RI, Gus Dur malah mengeluarkan dekrit. Dekrit Presiden itu sendiri berbunyi yang pertama yakni pembubaran MPR/DPR. Kedua, mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat dengan mempercepat pemilu dalam waktu satu tahun, dan ketiga membekukan Partai Golkar sebagai bentuk perlawanan terhadap Sidang Istimewa MPR.

Namun dekrit tersebut tidak memperoleh dukungan. Akhirnya pada 23 Juli 2001, Gus Dur lengser, persis 20 bulan setelah menjadi presiden RI. MPR menarik mandat yang diberikan kepada Gus Dur. Majelis kemudian menetapkan Megawati Soekarnoputri untuk menggantikan Gus Dur.

Gus Dur pertama kali mendapat mandat sebagai presiden RI usai peralihan kekuasaan dari presiden ketiga RI, BJ Habibie. Peralihan kekuasaan ini diawali lewat sebuah proses pemilihan umum (Pemilu) 1999. Saat itu Presiden dan Wakil Presiden dipilih MPR. Habibie, menolak mencalonkan diri sebagai presiden setelah pertanggungjawabannya ditolak MPR.

Pada 20 Oktober 1999, MPR kemudian menggelar rapat paripurna. Dua nama bersaing memperebutkan kursi calon presiden, yakni Megawati Soekarnoputri yang diusung PDI Perjuangan (PDIP) dan Gus Dur yang diajukan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Melalui sebuah pemungutan suara, Gus Dur terpilih sebagai presiden keempat Indonesia dengan 373 suara, sedangkan Megawati mendapat 313 suara.

Namun, Gus Dur berhasil meyakinkan Megawati untuk maju dalam pemilihan calon wakil presiden. Pada 21 Oktober 1999, Megawati ikut serta dalam pemilihan wakil presiden dan mengalahkan Hamzah Haz dari PPP.

***

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement