Warga Muslim Tayside dan Fife di Inggris Memulai Ramadhan tanpa Pembatasan

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Bilal Ramadhan

Ahad 03 Apr 2022 04:40 WIB

Warga muslim menghadiri Masjid London Timur & Pusat Muslim London di London timur, Inggris, untuk layanan Ramadhan. Muslim di Tayside dan Fife di Inggris memulai Ramadhan tanpa pembatasan Covid-19. Foto: AP/Aaron Chown/PA Warga muslim menghadiri Masjid London Timur & Pusat Muslim London di London timur, Inggris, untuk layanan Ramadhan. Muslim di Tayside dan Fife di Inggris memulai Ramadhan tanpa pembatasan Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Para pemimpin masjid dan masyarakat di Tayside dan Fife, Inggris sibuk mempersiapkan acara keagamaan menjelang Ramadhan. Bulan suci ini adalah kesempatan yang menggembirakan untuk berkumpul dengan keluarga, teman dan kolega.

Karena pembatasan Covid-19, Ramadhan kali ini akan menjadi pertama kalinya masyarakat berkumpul untuk saling mendukung dalam jumlah besar, baik di masjid dan di rumah. Pemimpin Masjid Pusat Dundee, Bashir Chohan, mengatakan 2022 akan menjadi Ramadhan yang jauh lebih baik.

Baca Juga

"Selama penguncian pertama, Masjid ditutup. Semua orang berdoa secara individual di rumah. Tahun lalu, umat Islam mengirimkan 3.000 makanan kepada mereka yang membutuhkan di seluruh Dundee. Kami harus sangat berhati-hati karena Covid-19, tetapi segalanya lebih terbuka tahun ini," ujar dia dikutip di The Courier, Sabtu (2/4/2022).

Ramadhan adalah tentang memberi. Muslim didorong untuk memberi amal, memperdalam hubungan mereka dengan Tuhan dan menunjukkan kebaikan.

Umat Islam mempraktikkan disiplin diri dan pengorbanan saat berpuasa. Mereka mencerminkan dan menunjukkan kasih sayang bagi saudaranya yang rentan, cacat dan miskin.

Tahun lalu, Ramadhan ditandai dengan pembatasan yang signifikan, meskipun umat Muslim diizinkan untuk menghadiri masjid untuk shalat. Pelaksanaan ibadah mengikuti aturan ketat mengingat Inggris berada pada puncak pandemi, sehingga digambarkan sebagai Ramadhan yang tidak seperti yang lain dalam sejarah.

Masjid dilarang dibuka pada April 2020 ketika kematian akibat Covid-19 melonjak. Chohan menyebut, tahun ini masjid terbuka untuk semua orang selama 24 jam. Pihaknya telah mengatur waktu dan kegiatan berbuka puasa, dengan menyediakan makanan untuk para jamaah dan mereka yang kurang beruntung.

Makanan yang disediakan masjid ini akan diberikan selama 30 hari Ramadhan. Mereka akan memiliki sekitar 500-600 orang yang datang untuk berbuka puasa dan makan di Masjid.