Sabtu 02 Apr 2022 18:59 WIB

Prof  Mujiburrahman Mendaftar Calon Rektor UIN Ar-Raniry

Visinya mewujudkan UIN Ar-Raniry transmisi keilmuan dan pusat pengembangan peradaban.

Prof  Mujiburrahman mendaftar sebagai  calon Rektor UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Selasa (29/3).
Foto: Dok UIN Ar-Raniry
Prof Mujiburrahman mendaftar sebagai calon Rektor UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Selasa (29/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Prof  Dr  Mujiburrahman  MAg ikut mendaftar sebagai salah satu calon rektor kampus tersebut. 

Pendaftaran akademisi yang akrab disapa Prof  Mujib ini berlangsung pada Selasa  (29/3)  dan turut diantar puluhan akademisi Kampus Jantong Hate Masyarakat Aceh tersebut. 

Seusai mendaftar, Prof  Mujiburrahman mengatakan visinya adalah memajukan pendidikan dengan cara mengaktifkan  fungsi kampus UIN Ar-Raniry sebagai transmisi keilmuan dan pusat pengembangan dan pencerahan  peradaban.  “Sehingga,  cita-cita mulia kita semua untuk menggapai UIN Ar-Raniry yang Unggul, Inovatif, Nasionalis, Agamis, dan Responsif (UINAR) dapat diwujudkan. Kita sangat mengharapkan doa dan dukungan seluruh civitas akademika UIN Ar-Raniry khususnya dan masyarakat Aceh umumnya.  Sebab,  membangun institusi pendidikan milik umat yang megah ini perlu energi besar dari berbagai elemen,“ ujar Guru Besar dalam bidang Ilmu Pemikiran Pendidikan Islam ini seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (1/4).

“Harapan kita,”  tambah Prof  Mujib, “dengan ini kita dapat merajut keharmonisan civitas akademika dalam semangat Energi Kebangsaan Sinergi Membangun Negeri  menuju kejayaan UIN Ar-Raniry masa depan.”

Prof  Mujiburrahman yang pernah menjadi Kepala Lembaga Penelitian dan Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Ar-Raniry ini juga menambahkan, bahwa eksistensi UIN Ar-Raniry sebagai kampus kebanggaan masyarakat Aceh harus mampu mewujudkan paradigma Rahmatan Lil Aalamin sebagai dasar pendidikan guna mengharmonisasikan manusia, alam dan Tuhan, serta  menjadi oase bagi peradaban Aceh,  dalam percaturan kebudayaan nasional dan internasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement