Jumat 01 Apr 2022 20:33 WIB

Cegah Kelangkaan Pangan, Perempuan Diminta Bantu Sektor Pertanian

Perempuan memiliki kekuatan sentral dalam menggerakkan perekonomian nasional.

Rep: rizky suryarandika/ Red: Hiru Muhammad
Petugas Satgas Pangan Provinsi Kalteng mendata harga minyak goreng saat melakukan sidak di Pasar Kahayan, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Kamis (10/2/2022). Sidak tersebut untuk memastikan ketersediaan stok dan harga eceran minyak goreng di pasar serta di pasokan distributor setempat sekaligus mencegah terjadinya penimbunan minyak yang menyebabkan kelangkaan di pasaran.
Foto: ANTARA/Makna Zaezar
Petugas Satgas Pangan Provinsi Kalteng mendata harga minyak goreng saat melakukan sidak di Pasar Kahayan, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Kamis (10/2/2022). Sidak tersebut untuk memastikan ketersediaan stok dan harga eceran minyak goreng di pasar serta di pasokan distributor setempat sekaligus mencegah terjadinya penimbunan minyak yang menyebabkan kelangkaan di pasaran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemerintah Indonesia menghadapi tantangan penyediaan pangan murah. Oleh karena itu, Pemerintah mengajak perempuan terlibat di sektor pertanian guna mendongkrak produksi sekaligus menekan harga. 

Deputi II Pangan dan Agribisnis, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Musdhalifah Machmud menyampaikan sejak pandemi Covid-19 melanda, pemerintah menghadapi banyak tantangan. Salah satunya kenaikan harga-harga pangan. "Kondisi ini merupakan salah satu dampak dari pandemi Covid-19. Stabilitas harga pangan dan pemerataan stok pangan merupakan PR pemerintah," kata Musdhalifah dalam keterangan pers yang diterima Republika, Jumat (1/4). 

Baca Juga

Walau demikian, Musdhalifah mengklaim Pemerintah akan menjaga ketersediaan komoditas selama bulan Ramadhan. Sebab sudah menjadi rahasia umum bahwa selama bulan Ramadhan tentunya kebutuhan masyarakat akan meningkat. "Kami berharap ada pasar murah yang dapat membantu masyarakat untuk menyediakan barang kebutuhan masyarakat dengan harga yang terjangkau dan barang yang berkualitas. Serta dapat pula membantu mempromosikan produk-produk unggulan dari UMKM," ujar Musdhalifah. 

Menanggapi isu harga pangan, Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kemenkominfo Septriana Tangkary mengajak perempuan Indonesia memperkuat sektor pertanian di era digital.

Septriana meyakini perempuan memiliki kekuatan sentral dalam menggerakkan perekonomian nasional. Perempuan selama ini unggul jumlah populasi yang mengisi hampir setengah dari total penduduk Indonesia sebesar 49,5 persen."Berdasarkan catatan Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM pada tahun 2019 mencapai 65,47 juta unit. Dari jumlah tersebut, sebanyak 64,5 persen dikelola oleh perempuan," kata Septriana. 

Septriana menilai perempuan Indonesia mampu membantu bidang UMKM dan pertanian untuk kegiatan ekspor. "Kehebatan perempuan sudah tak perlu diragukan lagi. Kami mengajak perempuan Indonesia untuk turun tangan membantu pertanian," ujar Septriana. 

Sementara itu, salah satu pengusaha pertanian, Ade F. Meyliala menyampaikan bahwa terdapat delapan juta petani di Indonesia. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk maka jumlah petani di Indonesia masih kurang. "Sehingga hasil pertaniannya belum dapat memenuhi permintaan bahan pangan dalam negeri," ujar Ade. 

Ade mengajak perempuan terjun ke dunia pertanian modern dengan menggunakan teknologi terbaru. Sehingga hasil pertanian diharapkan bisa lebih maksimal dan daya jangkau penjualan lebih luas.  “Dengan adanya keterbukaan akses terhadap teknologi, para perempuan, khususnya akan lebih mudah mengakses informasi perkembangan teknologi pertanian dan perempuan dapat lebih berkembang," ucap Ade.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement