MUI Berharap Perbedaan Awal Ramadhan tak Kurangi Kebersamaan

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko

Jumat 01 Apr 2022 20:15 WIB

Santri melakukan pemantauan hilal di Masjid Al-Musyari Foto: Republika/Thoudy Badai Santri melakukan pemantauan hilal di Masjid Al-Musyari

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) telah menetapkan awal puasa Ramadhan jatuh pada Ahad (3/4) lusa. Hasil sidang itsbat Kemenag ini berbeda dengan hasil hisab dari Muhammadiyah yang menetapkan awal Ramadhan pada Sabtu (2/4) besok. 

Namun, Ketua Majelis Ulama Indonesia, KH Abdullah Djaidi berharap perbedaan awal Ramadhan tahun ini tidak mengurangi rasa kebersamaan umat Islam di Indonesia. 

Baca Juga

"Kita bersyukur pada Allah SWT tentunya sebagian saudara-saudara kita dari Muhamamdiyah yang akan memulai puasanya esok hari Sabtu, tidak mengurangi arti kebersamaan kita," ujar Kiai Djiadi saat konferensi pers usai Sidang Itsbat Kemenag, Jumat (1/4/2022).

Ketua Dewan Syuro Al-Irsyad Al-Islamiyyah ini menjelaskan, meskipun berbeda umat Islam Indonesia harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan. 

"Kita boleh berbeda, tapi kita harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan kita, terutama di saat kita melaksanakan ibadah yang suci, ibadah Ramadhan di bulan yang penuh barokah, penuh rahmah ini," ucap Kiai Djaidi.

Dia pun mengajak kepada seluruh umat Islam untuk menjadikan momentum Ramadhan sebagai memontum kebersamaan, sehingga terhindar dari segala perselisihan.