Sabtu 02 Apr 2022 01:15 WIB

Pedagang Bunga TPU Karet Bivak Raup Berkah Jelang Ramadhan

TPU Karet Bivak masih ramai dikunjungi peziarah jelang penetapan awal Ramadhan

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Pedagang bunga dan air mawar di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta.  TPU Karet Bivak masih ramai dikunjungi peziarah jelang penetapan awal Ramadhan. Ilustrasi.
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Pedagang bunga dan air mawar di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta. TPU Karet Bivak masih ramai dikunjungi peziarah jelang penetapan awal Ramadhan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sejumlah pedagang bunga dan pelaku jasa di Taman Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta meraup berkah menjelang Ramadhan. Terlebih kini masyarakat lebih leluasa menggelar ziarah kubur imbas dari pelonggaran aktivitas di masa pandemi Covid-19.

Berdasarkan pantauan Antara pada Jumat (1/4/2022), TPU Karet Bivak masih ramai dikunjungi peziarah jelang penetapan awal Ramadhan yang akan diumumkan Pemerintah pada Jumat selepas Maghrib. Hingga sore, para peziarah terus berdatangan mendoakan mereka yang telah mendahului.

Baca Juga

Sulastri, pedagang bunga tabur, mengaku mampu mengantongi Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu rupiah per hari dengan menjual Rp 5.000 untuk satu kantong kresek bunga tabur. "Alhamdulillah tahun ini banyak dibanding pandemi tahun sebelumnya," ujar Sulastri saat ditemui di pada Jumat.

Ia bersama penjual bunga tabur lain kebanyakan adalah pedagang musiman. Sulastri hanya berdagang bunga tabur di momen-momen tertentu. Namun berkah menjelang Ramadhan ini tak bisa ia lewatkan begitu saja demi modal membeli santapan saat puasa nanti. Menurutnya, para peziarah mulai ramai berdatangan sejak dua pekan lalu. Ia pun mulai membuka lapak sederhana saat peziarah mulai ramai.

"Waktu Sabtu-Ahad ramai banget. Hari ini sudah mulai agak lowong tapi ya hitungannya tetap ramai," kata dia.

Tak hanya Sulastri, Mulyono juga merasakan hal serupa. Ia yang tinggal di sekitar TPU Karet membantu peziarah membersihkan makam yang akan dikunjungi dari sampah dedaunan. Hanya berbekal sapu lidi sederhana serta kantung untuk membuang sampah daun, Mulyono bisa membawa pulang rezeki hingga Rp 100 ribu per hari. Terkadang ia juga mendapat pekerjaan sampingan yakni membersihkan makam.

Dalam satu blok areal pemakaman di TPU Karet, terdapat puluhan para pembersih makam. Mereka terlihat menghampiri para peziarah dan membersihkan areal makam yang dikunjungi. Bahkan mereka juga bersedia untuk mencari makam jika peziarah lupa di mana tempat anggota keluarganya bersemayam.

"Di sini banyak yang istilahnya sudah dikontrak sama keluarga yang mau ziarah buat bersihin makam. Tiap sebulan sekali diberi uang. Yah lumayan lah," kata dia.

Jasa dari para pedagang dan pembersih makam ini dirasakan oleh Andika bersama keluarga. Andika tak harus repot-repot membeli bunga serta saat akan memulai ziarah, lokasinya pun sudah dibersihkan. "Kita berbagi rezeki saja. Semoga jadi pahala bagi kita semua," kata dia. Selain itu di TPU terlihat para petugas juga yang selalu berkeliling mengingatkan warga untuk memakai masker.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement