Jumat 01 Apr 2022 13:36 WIB

Dua Pesawat Latih Angkatan Udara Korsel Tabrakan

Tiga orang pilot diduga tewas dalam kecelakaan pesawat AU Korea Selatan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Pesawat KT-1 Angkatan Udara Korea Selatan lepas landas di Yecheon, Korea Selatan pada 4 Oktober 2015. Dua pesawat latih KT-1 angkatan udara Korea Selatan, jatuh ke gunung di kota tenggara Sacheon setelah bertabrakan.
Foto: Yonhap via AP
Pesawat KT-1 Angkatan Udara Korea Selatan lepas landas di Yecheon, Korea Selatan pada 4 Oktober 2015. Dua pesawat latih KT-1 angkatan udara Korea Selatan, jatuh ke gunung di kota tenggara Sacheon setelah bertabrakan.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Dua pesawat latihan Angkatan Udara Korea Selatan (Korsel) tabrakan di udara. Media setempat melaporkan jumlah korban jiwa dari insiden ini berjumlah tiga orang pilot dan satu lagi terluka.

Pada Jumat (1/4/2022) dalam pernyataannya Angkatan Udara Korsel mengatakan tabrakan terjadi di dekat pangkalan udara KT-1 di tenggara Kota Sacheon sekitar pukul 13.35 waktu setempat. Angkatan Udara menambahkan mereka sedang memeriksa apakah ada korban jiwa.

Baca Juga

Kantor berita Yonhap melaporkan pejabat pemadam kebakaran mengatakan tiga orang pilot tewas. Sementara satu lainnya terluka parah dalam kecelakaan yang jarang terjadi ini.

Yonhap menambahkan lebih dari 30 pemadam kebakaran dan tim penyelamat mulai melakukan pencarian di lokasi kejadian. Kecelakaan terjadi di tengah krisis rudal nuklir Korea Utara (Korut).

Sebelumnya Korut mengklaim uji coba rudal jarak jauh (ICBM) Hwasong-17 mereka berlangsung dengan sukses. Pengamat menilai ICMB itu mampu membawa banyak hulu ledak. Korut memamerkan rudal itu pertama kali di parade militer pada 2020.

Namun Kementerian Pertahanan Korea Selatan (Korsel) mengatakan, bahwa Seoul dan Washington menyimpulkan sebenarnya Korut meluncurkan Hwasong-15. ICBM yang Pyongyang pernah uji pada tahun 2017 lalu.

Namun, para ahli mengatakan peluncuran itu menunjukkan kemajuan yang signifikan. Ini juga membuat Jepang khawatir, terutama ketika rudal itu mendarat di dalam zona ekonomi eksklusifnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement