Kamis 31 Mar 2022 19:09 WIB

BPJPH Optimistis Pangan Halal Indonesia Bisa Peringkat Satu Global

Indonesia akan meneruskan ikhtiar gerakan 10 juta produk pangan bersertifikat halal.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Fuji Pratiwi
Logo Halal. BPJPH optimistis pangan halal Indonesia bisa mencapai peringkat pertama dalam beberapa waktu ke depan.
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Logo Halal. BPJPH optimistis pangan halal Indonesia bisa mencapai peringkat pertama dalam beberapa waktu ke depan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) memainkan peran signifikan dalam meningkatkan peringkat Indonesia di kancah industri halal global. Sektor makanan halal Indonesia naik dua peringkat ke posisi kedua dalam State of the Global Islamic Economy Report 2022, sehingga mempertahankan peringkat Indonesia di ranking keempat di The Global Islamic Economy Indicator.

Ketua BPJPH Muhammad Aqil Irham optimistis Indonesia bisa mencapai peringkat pertama dalam beberapa waktu ke depan. Ia juga menyampaikan apresiasinya kepada DinarStandard yang telah mempublikasikan laporan tahunannya pada hari ini, Kamis (31/3/2022).

Baca Juga

"Usaha kita tinggal satu tahap lagi untuk memenangkan halal food menjadi nomor satu, insya Allah kita bisa kompetitif," kata Aqil kepada Republika.

Aqil mengatakan, Indonesia akan meneruskan ikhtiar dengan gerakan 10 juta produk bersertifikat halal untuk sektor makanan minuman di tahun ini. Menurutnya, dalam tiga bulan pertama 2022, progresnya sudah lebih dari 25 persen.

Registrasi lembaga pendamping PPH, pelatihan TOT pendamping PPH dan pelatihan pendamping PPH juga terus digencarkan di seluruh Indonesia. Lebih dari 200 lembaga pendamping dan 710 trainer sudah dilatih.

"Semuanya tersebar di seluruh Indonesia, terdiri dari PTKIN/PTN/PTS, ormas Islam dan kelembagaan Islam," kata dia.

Dengan semakin banyaknya sumber daya manusia yang akan menjadi penilai halal, maka tren hingga akhir tahun diharapkan mengalami percepatan. BPJPH juga terus menjalin komunikasi, publikasi, sosialisasi dan edukasi ke semua pemangku kepentingan.

Menurut Aqil, sinergi dan kolaborasi yang lebih produktif dan efektif dapat membawa Indonesia terus bergerak ke posisi tiga besar bahkan nomor satu pada 2024. Peran integrasi sistem informasi kodifikasi produk halal ekspor dan impor antara Dirjen Bea Cukai, LNSW, KNEKS dan BPJPH juga sudah berhasil fungsional.

"Alhamdulillah sudah live, sehingga kedepan size, volume, value ekspor akan tercatat, dan ini akan mendukung pencatatan produk-produk halal," ungkap Aqil.

Ini upaya signifikan semua pihak untuk bisa menjadi pemenang karena kuncinya adalah harus kerja bersama. Sistem kodifikasi ini juga akan dimonitor secara berkala dan data setiap tahun akan dipublikasikan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement