Kamis 31 Mar 2022 17:35 WIB

Menlu RI Diundang dalam Pertemuan Menlu Negara Tetangga Afganistan

Meski bukan negara tetangga Afghanistan, Indonesia dinilai ikut berperan aktif

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menghadiri pertemuan menlu negara-negara tetangga Afghanistan di Tunxi, Provinsi Anhui, China. Forum tersebut membahas mengenai Afghanistan yang kini dipimpin Taliban.
Foto: Republika/Fergi Nadira
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menghadiri pertemuan menlu negara-negara tetangga Afghanistan di Tunxi, Provinsi Anhui, China. Forum tersebut membahas mengenai Afghanistan yang kini dipimpin Taliban.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menghadiri pertemuan menlu negara-negara tetangga Afghanistan di Tunxi, Provinsi Anhui, China. Forum tersebut membahas mengenai Afghanistan yang kini dipimpin Taliban.

"Negara tetangga Afghanistan memiliki peran penting yang dapat dimainkan yaitu membantu rakyat Afghanistan agar dapat hidup damai dan sejahtera," ujar Menlu Retno dalam pengarahan media virtual usai menghadiri pertemuan tersebut, Kamis (31/3/2022).

Baca Juga

Meski Indonesia bukan negara tetangga Afghanistan, China sebagai tuan rumah mengundang Indonesia karena peran aktif Indonesia terhadap isu Afghanistan. Selain Indonesia, negara nontetangga yang diundang adalah Qatar.

"Walaupun Indonesia bukan negara tetangga dekat namun rakyat Afghanistan baik perempuan maupun laki-laki selalu dekat di hati masyarakat Indonesia," kata Retno.

Retno menegaskan dalam pertemuan itu bahwa perempuan dan laki-laki di manapun saja termasuk di Afghanistan memiliki hak untuk mendapatkan perlakuan yang setara termasuk hak terhadap pendidikan. Hal ini merujuk pada pelarangan sekolah bagi perempuan di sekolah menengah di Afghanistan.

"Saya sampaikan harapan agar larangan sekolah bagi perempuan Afghanistan di tingkat Sekolah Menengah dapat ditinjau kembali. Sebagai negara muslim terbesar Indonesia siap berkontribusi membantu rakyat Afghanistan termasuk dalam hal pendidikan," kata Retno.

Di forum tersebut Retno juga menyampaikan kesepakatan yang dijalin dengan Qatar untuk siap menawarkan beasiswa dan kapasitas pembangunan terutama untuk kaum perempuan Afghanistan. "Saya juga sampaikan bahwa kita tidak ingin melihat Afghanistan gagal. Dan saya sampaikan beberapa pemikiran bagaimana menciptakan Afganistan yang damai, stabil dan sejahtera," ujar Retno menjelaskan.

Pertama, pentingnya pemenuhan janji Taliban. Menurut Indonesia, Taliban perlu mempertimbangkan penyusunan sebuah peta jalan atau road map terkait langkah nyata dan waktu pemenuhan janjinya. Retno menegaskan hal ini sangat penting untuk menghindari semakin tertundanya pemenuhan janji atau bahkan terjadi kemunduran.

Hal kedua, yaitu mengenai bantuan kemanusiaan yang perlu untuk diprioritaskan. Retno menjelaskan bahwa saar ini terdapat sejumlah inisiatif terkait bantuan kemanusiaan bagi Afghanistan dan olehbkarenanya penting adanya Sinergi dalam pemberian bantuan kemanusiaan agar memberikan impact yang lebih besar kepada rakyat Afghanistan.

"Saya jelaskan mengenai bantuan kemanusiaan yang telah dan akan terus memberikan Indonesia kepada rakyat Afghanistan," katanya.

Hal ketiga yang disampikan Retno dalam pertemuan itu bahwa bantuan ekonomi dan pembangunan untuk Afghanistan penting. Namun Retno kembali menekankn pemenuhan janji Taliban atau pemenuhan komitmen tersebut akan menciptakan enabling empowerment bagi dukungan internasional terhadap pembangunan ekonomi Afghanistan.

"Sebab bantuan kemanusiaan saja tidak cukup kalau hanya berhenti di humanitarian assisten, maka perlu mulai dipikirkan mengenai isu pembangunan," terangnya.

Selain itu, pembangunan kepercayaan juga ditekankan terhadap Taliban dengan dunia internasional. Ini pun kata dia harus dibangun dan dipelihara.

Pertemuan ini merupakan pertemuan yang ketiga kalinya diadakan. Pertemuan sebelumnya dilakukan di Pakistan dan Iran. Negara tetangga yang hadir dalam pertemuan adalah China, Rusia, Iran, Pakistan, Tajikistan, Uzbekistan, dan Turkmenistan. Afghanistan juga hadir dalam pertemuan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement