Kamis 31 Mar 2022 17:17 WIB

IHSG Diprediksi Tembus 7.400, Simak Rekomendasi Saham Berpotensi Cuan

Analis BNI Sekuritas sebut saham ASII, BMRI, JSMR berpotensi moncer di Kuartal II

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja membersihkan lantai di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. BNI Sekuritas memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menyentuh level 7.400 hingga akhir 2022. Sejumlah katalis disebut akan mendongkrak kinerja IHSG sepanjang tahun ini. Analis BNI Sekuritas sebut saham ASII, BMRI, JSMR berpotensi moncer di Kuartal II
Foto: ANTARA/Reno Esnir
Pekerja membersihkan lantai di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. BNI Sekuritas memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menyentuh level 7.400 hingga akhir 2022. Sejumlah katalis disebut akan mendongkrak kinerja IHSG sepanjang tahun ini. Analis BNI Sekuritas sebut saham ASII, BMRI, JSMR berpotensi moncer di Kuartal II

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BNI Sekuritas memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menyentuh level 7.400 hingga akhir 2022. Sejumlah katalis disebut akan mendongkrak kinerja IHSG sepanjang tahun ini. 

Analis BNI Sekuritas Aurellia Setiabudi mengatakan, posisi geopolitik Indonesia yang solid serta kenaikan harga komoditas menguntungkan pasar saham domestik. Sejak awal tahun, katalis tersebut telah mendorong IHSG menguat hingga 5 persen. 

Aurellia optimistis momentum penguatan masih akan terus berlanjut. "Kenaikan kemungkinan akan terus berlanjut karena didukung oleh IPO GoTo dan kegiatan ekonomi yang lebih tinggi," kata Aurellia dalam acara Media Gathering BNI Sekuritas, Kamis (31/3). 

Aurellia menjelaskan posisi geopolitik yang stabil mampu menarik minat investor asing masuk ke pasar saham. Hal ini ditunjukkan dengan aksi beli bersih yang mencapai Rp 24,7 triliun sejak awal tahun. Selain itu, nilai tukar rupiah tetap stabil diperdagangkan antara Rp 14.300-Rp 14.700 per dolar AS.

Meski demikian, Aurellia mengatakan tekanan akan datang dari kenaikan inflasi khususnya untuk harga pangan. Ada risiko keterbatasan pasokan pertanian seiring meroketnya harga pupuk yang dipicu oleh embargo Rusia. BNI Sekuritas memperkirakan inflasi akan meningkat di rentang 2,75 persen hingga 3,25 persen. 

Di tengah sejumlah katalis tersebut, Aurellia melihat beberapa sektor akan cukup potensial seperti PT Astra International Tbk. (ASII) yang didukung kinerja penjualan yang meningkat. BNI Sekuritas menetapkan target price (TP) Rp 7.500 untuk saham ASII. 

Selanjutnya saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) juga diperkirakan akan berkinerja moncer pada kuartal II  tahun ini. Menurut Aurellia, return on equity (ROE) BMRI menjadi salah satu yang tercepat di antara bank BUMN.

Selain itu, saham PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) juga akan diuntungkan dengan datangnya momentum Idulfitri. Seiring dengam dilonggarkannya aktivitas masyarakat, mobilitas jelang hari raya itu pun akan meningkat dan berdampak positif terhadap kinerja JSMR.

Beberapa saham lainnya yang juga berpotensi berkinerja moncer antara lain PT XL Axiata Tbk. (EXCL), PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI), PT Vale Indonesia Tbk. (INCO), PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA), dan PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement