Rabithah: Ramadhan 1443 H Momentum Bangkit Jasmani-Rohani Usai Pandemi

Red: Karta Raharja Ucu

Kamis 31 Mar 2022 16:16 WIB

Bulan Ramadhan (ilustrasi) Foto: Dok Republika Bulan Ramadhan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi habaib se-Indonesia Rabithah Alawiyah menilai Ramadhan 1443 H menjadi momentum bangsa Indonesia bangkit secara jasmani dan rohani. Rabithah pun mengajak seluruh umat Islam memanfaatkan semaksimal mungkin Ramadhan 2022 dengan memperbanyak ibadah kepada Allah sekaligus berbuat baik kepada sesama.

Ketua Umum Rabithah Alawiyah, Habib Taufiq Assegaf menyambut baik keputusan pemerintah yang telah membolehkan kegiatan ibadah Ramadhan berlangsung di masjid-masjid. Menurut Habib Taufiq, kesempatan untuk kembali dapat beribadah secara berjamaah di masjid akan menjadi sarana terbaik untuk bangkit pascapandemi.

"Keputusan pemerintah yang mengizinkan kegiatan ibadah Ramadhan di masjid  adalah momentum untuk meningkatkan kualitas rohani sekaligus jasmani. Karena rohani yang baik akan mendukung pula jasmani yang baik pula," ujar Habib Taufiq lewat keterangan tertulis, Selasa (29/3/2022).

Secara khusus Habib Taufiq meminta umat menjadikan pengalaman pascapandemi lalu sebagai muhasabah. Adanya pembatasan fisik selama pandemi lalu membuktikan manusia pada dasarnya tak memiliki banyak kuasa.

"Pandemi kemarin jadi pelajaran bahwa virus yang tidak terlihat oleh pandengan mata saja, begitu besar dampaknya bagi kehidupan manusia. Bagi orang beriman, ini adalah bukti bahwa manusia itu sejatinya tidak memiliki daya apa-apa kecuali atas rahmat Allah," ujar Habib Taufiq.

Karena itu, atas rahmat Allah pula kini umat Islam dapat kembali melaksanakan kegiatan ibadah Ramadhan di masjid seperti sedia kala. "Manfaatkan rahmat Allah ini dengan bersyukur. Caranya adalah dengan selalu memakmurkan masjid untuk beribadah," ujar Habib Taufiq.

Habib Taufiq pun menilai masjid selalu memberi manfaat untuk memperkuat sendi-sendi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Hidupnya masjid juga akan menghidupkan sendi kegiatan masyarakat, baik secara sosial, ekonomi, dan budaya.

"Masjid tak sekadar menjadi pusat ibadah, melainkan juga menjadi pusat budaya, sosial, dan ekonomi. Dengan memakmurkan masjid kita tak hanya memperkuat hubungan kepada Allah tetapi juga kepada sesama," ujar Habib Taufiq.