Kamis 31 Mar 2022 15:26 WIB

Mulai Besok Harga Pertamax Naik Jadi Rp 12.500 per Liter

Pertamina masih merugi dengan harga jual Pertamax Rp 12.500 per liter.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Seorang petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax ke salah satu kendaraan di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu (30/3/2022). PT Pertamina (Persero) akan menaikkan harga jual BBM RON 92 atau Pertamax menjadi sebesar Rp 12.500 per liter mulai 1 April 2022
Foto: Prayogi/Republika.
Seorang petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax ke salah satu kendaraan di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu (30/3/2022). PT Pertamina (Persero) akan menaikkan harga jual BBM RON 92 atau Pertamax menjadi sebesar Rp 12.500 per liter mulai 1 April 2022

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) akan memberlakukan harga baru BBM RON 92 atau Pertamax per 1 April 2022. Kebijakan ini akan resmi diumumkan pada Kamis (31/3) sore.

Direktur Utama Subholding Commercial and Trading Pertamina Alfian Nasution menjelaskan, pemerintah sudah memberi restu Pertamina menaikan harga Pertamax. Hanya saja, keputusannya masih akan diumumkan secara resmi pada Kamis sore. "Kita lihat sore ini ya," ujar Alfian saat ditemui di Jakarta, Kamis (31/3).

Baca Juga

Meskipun naik, Alfian memastikan kenaikan harga tak sebesar yang diisukan selama ini sekitar Rp 16 ribu per liter. Alfian menjelaskan, secara hitungan keekonomian saat ini Pertamax berada di angka Rp 14 ribu per liter.

"Di bawah dari angka keekonomian. Sebab, kita masih melihat juga dampaknya ke konsumen," ujar Alfian.

Alfian menjelaskan, saat ini meski harga jual pertamax naik dari Rp 9.000 per liter menjadi Rp 12.500 per liter namun harga tersebut masih dalam posisi jual rugi.

"Ya memang masih di bawah harga keekonomian. Tapi, itu sangat mengurangi beban kami," ujar Alfian.

Per Ferbuari 2022, konsumsi Pertamax mencapai 21 persen dari total konsumsi BBM nasional. Meski 21 persen, kata diam sebenarnya yang mengkonsumsi Pertamax adalah kalangan menengah keatas, yang secara kemampuan financial tidak bermasalah dibandingkan kelompok subsidi.

Alfian tapi tak menampik, dengan kenaikan harga Pertamax, berpotensi membuat masyarakat shifting ke Pertalite. Saat ini, Pertalite adalah barang yang disubsidi pemerintah menggunakan APBN.

"Itu jadi perhatian kita. Jangan sampai nanti shifting ke Pertalite sehingga menambah beban negara," ujar Alfian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement