Kamis 31 Mar 2022 14:24 WIB

Jubir OPM Bantah Tembak Pasangan Suami Istri dan Akui Pembakaran Koramil

Kata Sebby, serangan sebagai pembalasan atas penembakan Toli Tambire di Nabire.

Rep: Erik PP/Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Pasukan kelompok separatis teroris (KST) Papua yang menamakan dirinya Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).
Foto: Istimewa
Pasukan kelompok separatis teroris (KST) Papua yang menamakan dirinya Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelompok separatis teroris (KST) Papua membantah, mereka yang bertanggung jawab dalam penembakan terhadap pasangan suami istri Sertu Eka Andriyanto dan Bidan Sri Lestari Indah Putri di Kabupaten Yalimo, Provinsi Papua, Kamis (31/3/2022) pagi WIT. Sertu Eka adalah bintara pembina desa (Babinsa) di Pos Koramil Distrik Elelim, Kabupaten Yalimo.

"Kami mau sampaikan kepada publik, pembunuhan di Yalimo itu tidak ada perintah untuk perang," kata Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom dalam siaran di Jakarta, Kamis. "Untuk sementara, di Yalimo belum ada agenda untuk melakukan penyerangan," ucap Sebby menambahkan.

Baca Juga

Meski begitu, Sebby mengakui, pihaknya yang bertanggung jawab dalam penyerangan sekolah dan koramil di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua pada Rabu (30/3/2022). Dia mendapatkan laporan dari Komandan Kodam 8 Intan Jaya Undius Kogoya jika mereka berhasil menyerang Koramil Hitadipa. "Ini termasuk aksi pembalasan atas penembakan anggota TPNPB Toni Tabuni di Nabire," kata Sebby.

Sebby menegaskan, TPNPB-OPM mendeklarasikan perang kepada TNI sebagai respon atas kematian Toni Tabuni. Menurut dia, berbagai pembangunan di daerah konflik dilakukan bukan untuk kesejahteraan rakyat Papua, melainkan demi kepentingan aparat Indonesia.

"Dari Kodam 8 perlu disampaikan mulai hari ini kita start perang dan kami bakar kantor koramil, juga sekolah, juga rumah guru. Mereka sampaikan laporan bahwa kami sudah mengetahui itu semua adalah proyek BIN, baik TNI-Polri yang menyelenggarakan untuk tujuan pencitraan untuk NKRI harga mati," kata Sebby.

Sebelumnya, Sertu Eka dan istrinya dianiaya dan ditembak hingga meninggal oleh sekelompok orang yang belum diketahui identitasnya pada Kamis sekitar pukul 06.00 WIT. Komandan Korem 172/Praja Wira Yakthi Brigjen Izak Pangemanan menjelaskan, dari laporan yang diterima, ada kelompok bersenjata menyerang anggota TNI AD itu beserta keluarganya yang saat itu berada di ruko di Distrik Elelim.

Akibatnya, Eka meninggal di tempat akibat luka tembak. Sedangkan istrinya, Sri Lestari, kehilangan nyawanya akibat luka benda tajam. Bahkan anak pasangan mereka, Elvano Putra (2,5 tahun), dua jarinya putus akibat terkena tebasan senjata tajam saat berada dalam gendongan ibunya. "Belum diketahui siapa pelakunya karena saat ini masih diselidiki, apalagi kedua pasutri sudah bertugas di Elelim cukup lama," kata Pangemanan.

Baca: Ketum Apdesi Surta Wijaya yang Dukung Jokowi Tiga Periode tak Tercatat di Organisasi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement