Angka Konsumsi Naik Selama Ramadhan, Kok Bisa?

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Agung Sasongko

Kamis 31 Mar 2022 05:00 WIB

Ilustrasi Ramadhan Foto: Pixabay Ilustrasi Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebanyakan orang di Timur Tengah menghabiskan lebih banyak uang di bulan Ramadhan, terutama untuk makanan dan bahan makanan. Terlepas dari pemotongan harga dan diskon yang sering kali diterapkan oleh pengecer untuk menarik penjualan selama bulan suci, mereka sering kali masih mendapatkan keuntungan yang signifikan karena peningkatan volume dan peningkatan permintaan barang.

Karena meningkatnya keramahan yang terjadi di bulan Ramadhan, dengan orang-orang mengundang keluarga dan teman-teman untuk makan berbuka puasa tradisional, ada peningkatan permintaan terutama untuk makanan. Pola belanja keluarga dan lonjakan konsumsi, dengan sayuran, buah, dan daging, semuanya dimakan saat berbuka puasa, semuanya mengalami peningkatan penjualan.

Baca Juga

Makanan penutup seperti konafa, qatayef, dan lainnya juga mengalami lonjakan penjualan, bersama dengan kacang yang digunakan untuk menghiasnya dan digunakan dalam banyak resep terkenal. 

Penjualan pakaian juga meningkat di bulan Ramadhan, terutama untuk qaftan yang dikenakan oleh wanita. Baju baru dibeli oleh semua orang pada paruh kedua bulan suci, karena persiapan untuk Idul Fitri, hari libur yang berakhir Ramadhan. 

Tasbih dan sajadah juga mengalami lonjakan penjualan. Bahan-bahan minuman Ramadhan seperti asam, licorice, jus alami, dan santan semuanya terjual lebih banyak dari biasanya. Kurma dijual dalam jumlah yang jauh lebih besar daripada selama sisa tahun ini, dan ada peningkatan permintaan untuk roti, kacang-kacangan, dan keju, semuanya dimakan untuk sahur sebelum puasa dimulai.