Rabu 30 Mar 2022 17:46 WIB

Inggris Sebut Rusia akan Banjiri Ukraina dengan Tentara Bayaran Terkenal

Rusia disebut akan menurunkan lebih dari seribu tentara bayaran di Ukraina

Rep: Alkhaledi kurnialam/ Red: Esthi Maharani
 Seorang anggota Pasukan Pertahanan Teritorial Ukraina memegang senjata anti-tank di sebuah taman di pinggiran Kyiv, Ukraina, Rabu, 9 Maret 2022. Pihak berwenang mengumumkan gencatan senjata baru pada hari Rabu untuk memungkinkan warga sipil melarikan diri dari kota-kota di sekitar ibukota, Kyiv, serta kota-kota selatan Mariupol, Enerhodar dan Volnovakha, Izyum di timur dan Sumy di timur laut. Upaya sebelumnya untuk membangun koridor evakuasi yang aman sebagian besar gagal karena serangan oleh pasukan Rusia.
Foto: AP/Efrem Lukatsky
Seorang anggota Pasukan Pertahanan Teritorial Ukraina memegang senjata anti-tank di sebuah taman di pinggiran Kyiv, Ukraina, Rabu, 9 Maret 2022. Pihak berwenang mengumumkan gencatan senjata baru pada hari Rabu untuk memungkinkan warga sipil melarikan diri dari kota-kota di sekitar ibukota, Kyiv, serta kota-kota selatan Mariupol, Enerhodar dan Volnovakha, Izyum di timur dan Sumy di timur laut. Upaya sebelumnya untuk membangun koridor evakuasi yang aman sebagian besar gagal karena serangan oleh pasukan Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON–Kementerian Pertahanan Inggris menyebut Rusia akan menurunkan lebih dari seribu tentara bayaran di Ukraina dalam upaya membantu upaya invasinya. Kelompok tentara bayaran, Warner Grup yang terkenal dan  menjadi kunci ekspansi Rusia ke luar negeri seperti Suriah dan Libya akan dikirimkan ke medan pertempuran.

Tentara bayaran diyakini telah dikirim ke Ukraina Timur dengan jumlah lebih dari 1.000 orang. Dikatakan, kondisi invasi saat ini memaksa Rusia untuk memindahkan personel dari Grup Wagner dari Suriah dan Libya ke Ukraina.

Dilansir dari The New Arab, Selasa (29/3/2022), terkait Grup Wagner, merupakan organisasi paramiliter Rusia yang menjadi terkenal dengan membantu separatis di wilayah Donbas Ukraina pada tahun 2015. Laporan dari awal bulan menunjukkan bahwa mereka dapat membantu mengangkut pasukan dari Libya untuk mendukung upaya perang Moskow.

Kekerasan Rusia di Ukraina telah menyebabkan negara-negara barat memberlakukan sanksi keras terhadap ekonomi Rusia dalam upaya untuk mengisolasi Moskow dan memaksanya untuk menarik kembali tentaranya. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan dalam sebuah wawancara dengan The Guardian pada hari Selasa bahwa sanksi tersebut merupakan "perang total".

Invasi Rusia yang menghancurkan negara tetangganya Ukraina telah menewaskan ribuan orang dan membuat lebih dari tiga juta orang mengungsi sejauh ini, dengan Moskow berulang kali menargetkan infrastruktur sipil seperti sekolah dan rumah sakit, seperti yang telah dilakukan di Suriah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement