Rabu 30 Mar 2022 16:27 WIB

Sekolah Ambruk di Kota Bogor Segera Dibangun

Untuk perbaikan itu Pemkot Bogor telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 600 juta. 

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Agus Yulianto
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor, Hanafi, mengatakan, perbaikan ruang kelas di SDN Ciheuleut menjadi prioritas tahun ini.
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor, Hanafi, mengatakan, perbaikan ruang kelas di SDN Ciheuleut menjadi prioritas tahun ini.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akan mempercepat proses perbaikan pada bangunan SDN Ciheleut 1 dan 2 yang ambruk pada Senin (28/3). Untuk perbaikan tersebut Pemkot Bogor telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 600 juta. 

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, Hanafi, mengatakan, perbaikan ruang kelas di SDN Ciheuleut menjadi prioritas tahun ini. “Disdik sudah menganggarkan Rp 600 juta untuk lelang. Jadi, ada beberapa kondisi sekolah yang kurang memadai, sudah dipetakan oleh Disdik dan sudah dianggarkan,” kata Hanafi, Rabu (30/3).

Hanafi mengatakan, tahun ini cukup banyak jumlah usulan perbaikan sekolah di Kota Bogor. Namun, ada beberapa sekolah yang diprioritaskan untuk dilakukan perbaikan. Yakni SDN Otista yang roboh pada September 2021, dan SDN Ciheuleut 1 dan 2.

Menurut Hanafi, Disdik Kota Bogor juga terus berkomitmen untuk membangun dan menyempurnakan fasilitas-fasilitas yang ada di Kota Bogor. Pihaknya pun ingin mencari peluang anggaran dari beberapa sumber, untuk perbaikan sarana dan prasarana pendidikan.

“Baik dari Kementerian PUPR, ada badan Pendidikan Olahraga dan Pasar (POP), yang juga memungkinkan mengajukan proposal perbaikan terutama sekolah yang cukup parah,” ujarnya. 

Kepala Bidang Sekolah Dasar pada Disdik Kota Bogor, Rudy Suryanto, memastikan meski dua bangunan ruang kelas di SDN Ciheuleut 1 dan 2 mengalami ambruk, kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) masih dilaksanakan kedua sekolah. 

Sebab, kata dia, dua ruang kelas yang roboh itu sudah dikosongkan jauh sebelum kejadian. “Dan PTM pun masih tetap 50 persen PTM, dan 50 persen Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Secara PTM nggak pengaruh,” kata Rudy.

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement