Rabu 30 Mar 2022 14:02 WIB

Di Bukittinggi, Solar Sulit Didapat, Pertalite Pun Langka

Sejumlah warga yang biasa pakai pertalite, terpaksa membeli pertamax untuk kendaraan.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Teguh Firmansyah
Mobil angkutan penumpang dan barang antre untuk mengisi bahan bakar minyak jenis solar di SPBU Banda Aceh, Aceh, Selasa (29/3/2022) malam. PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I menyebutkan telah mensuplai sekitar 1.000 hingga 1.200 kiloliter per hari di provinsi Aceh sesuai kuota yang diberikan Pemerintah namun antrean panjang berbagai jenis kendaraan terjadi di hampir seluruh SPBU untuk mengisi BBM.
Foto: ANTARA/Irwansyah Putra
Mobil angkutan penumpang dan barang antre untuk mengisi bahan bakar minyak jenis solar di SPBU Banda Aceh, Aceh, Selasa (29/3/2022) malam. PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I menyebutkan telah mensuplai sekitar 1.000 hingga 1.200 kiloliter per hari di provinsi Aceh sesuai kuota yang diberikan Pemerintah namun antrean panjang berbagai jenis kendaraan terjadi di hampir seluruh SPBU untuk mengisi BBM.

REPUBLIKA.CO.ID,  BUKITTINGGI -- Kelangkaan bahan bakar minyak di Kota Bukittinggi tidak hanya terjadi pada jenis solar bersubsidi. Siang ini, di Bukittinggi bahan bakar jenis Pertalite juga sulit didapat.

Pantauan Republika.co.id, di SPBU Bangkaweh, Bukittinggi, mereka sudah kehabisan stok Pertalite. Begitu juga dengan SPBU di Jalan By Pass. Kendaraan pribadi hanya dapat membeli BBM jenis Pertamax.  Di SPBU Simpang Gadut, tak hanya Pertalite, mereka juga sedang kekosongan Pertamax 92. Petugas SPBU di Gadut menyebut mereka hanya punya stok Pertamax Turbo.

Baca Juga

“Pertamax biasa (pertamax 92) habis pak. Tinggal Turbo,” ujar petugas tersebut.

Petugas SPBU di Jalan By Pass yang tak mau disebutkan namanya mengatakan Pertalite di tempat mereka habis sejak siang ini. Sehingga kendaraan pribadi diarahkan membeli Pertamax. Sehingga kini stok Pertamax di SPBU By Pass Bukittinggi juga menipis.

Salah satu pemilik kendaraan pribadi, Amelia (28) mengatakan dirinya sudah berkeliling Bukittinggi untuk mendapatkan Pertalite. Akhirnya ia harus membeli Pertamax di SPBU By Pass. “Untuk keliling nyari Pertalite saja udah habis bahan bakar saya. Beli Pertamax aja lagi dari pada mobil saya mogok,” ucap Amelia.

Pantauan Republika.co.id, di SPBU Bangkaweh, Gadut dan By Pass, sudah terjadi antrean panjang bus dan truk untuk mendapatkan BBM Solar bersubsidi. Hal serupa juga terlihat di SPBU Garegeh. Di pinggir jalan sudah berjejer antrian truk, bus dan kendaraan lain yang membutuhkan solar. “Selalu begini pak sekarang. Harus antri mendapatkan solar,” ucap sopir bus Putra Inhil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement