Rabu 30 Mar 2022 11:27 WIB

Islamic Center Manchester Minta Penyelidikan Lebih Lanjut Pemboman Konser Musik 2017

ISIS mengeklaim sebagai pelaku pemboman pada konser musik 2017 lalu.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Agung Sasongko
Warga muslim memanjatkan doa bagi korban teror di Manchester, Inggris (23/5)
Foto: Peter Nicholls/Reuters
Warga muslim memanjatkan doa bagi korban teror di Manchester, Inggris (23/5)

REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Sebuah masjid yang juga Islamic Center di Manchester telah menolak tuduhan bahwa mereka menutup mata terhadap ekstremisme terkait pemboman di sebuah konser musik tahun 2017 lalu. Mereka menyerukan pengawasan lebih lanjut terhadap kemungkinan hubungan badan intelijen Inggris dengan keluarga pembom.

Dalam sebuah pernyataan Islamic Center Manchester, yang umumnya dikenal sebagai Masjid Didsbury, menyatakan bahwa pemboman itu akibat dari kebijakan pemerintah Inggris yang mendukung kelompok pemberontak Libya yang berjuang untuk menggulingkan Muammar Gaddafi selama pemberontakan 2011. 

Baca Juga

"Kami mengamati bahwa MI5 dan MI6 belum memberikan laporan lengkap tentang hubungan apa pun yang mungkin mereka miliki dengan Ramadhan Abedi. Kami akan meminta penyelidik untuk menyelidiki ini lebih lanjut dan mempertimbangkan dengan cara apa pun yang dapat berkontribusi pada kegagalan untuk memantau Salman dan Hashem Abedi secara memadai," terang organisasi itu dilansir dari Middle East Eye (MEE), Selasa (29/3/2022).

"Masjid Didsbury tidak dapat dimintai pertanggungjawaban atas dampak keputusan pemerintah Inggris, bekerja dengan beberapa kelompok Libya untuk menyingkirkan pemerintah Gaddafi, yang mendorong beberapa warga Libya Manchester untuk pergi dan berperang di Libya. Menciptakan lingkungan yang radikal dan ekstremisme di antara beberapa orang Libya di Manchester," tambahnya. 

Dua puluh dua orang tewas dan ratusan terluka dalam serangan oleh seorang pria Inggris-Libya, Salman Abedi (22 tahun), pada kerumunan di konser Ariana Grande di Manchester Arena pada Mei 2017. Abedi meledakkan dirinya dalam pemboman yang kemudian diklaim oleh ISIS. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement