Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sitti Salmiatin, MSi

Peran Guru Masa Kini dalam Menanamkan Nilai Karakter Bangsa

Guru Menulis | Wednesday, 30 Mar 2022, 08:05 WIB
Sumber: Republika. co.id

Perkembangan era digital yang semakin pesat dan cepat, serta hadirnya wabah pandemi Covid 19 yang dampaknya masih berlangsung saat ini, telah menciptakan pola perubahan besar pada berbagai sektor, salah satunya adalah sektor pendidikan, sistem pengajaran dari semula konvensional menjadi e-learning serta sistem pengajaran lainnya yaitu blended learning yang mengkombinasikan tatap muka dan online, telah sepenuhnya menjadi bagian yang melekat pada sistem pengajaran yang dilakukan oleh guru masa kini. Namun ditengah sistem pengajaran yang terus mengalami transformasi, serta perubahan yang begitu cepat, masif dan menyebar kemana-mana, guru masa kini dihadapkan oleh tantangan, salah satunya adalah karakter peserta didik mengalami pergeseran dengan tergerusnya nilai – nilai karakter bangsa.

Nilai – nilai yang tergerus diantaranya nilai moral, maraknya konten - konten yang tidak baik (penggunaan kata-kata buruk) yang begitu masif dan mudah diakses, memberikan pengaruh secara langsung terhadap perilaku dan etika peserta didik, selain itu akibat tradisi serba cepat dan instan, nilai kejujuran semakin hilang seperti mengerjakan tugas online, tak hanya itu nilai sosialisasi kepada sesama, serta kerjasama dan prestasi belajar menurun akibat kecanduan game online serta nilai kearifan lokal yang mulai hilang, lebih lanjut menurut Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, banyak dampak negatif yang ditimbulkan selama proses pembelajaran masa pandemi covid-19. Mulai dari putus sekolah, stress akibat kejenuhan, sampai berujung pada tindak kriminal yang dilakukan oleh anak-anak usia sekolah.

Mengacu pada nilai pancasila, UUD 1945, Prinsip Bhineka Tunggal Ika, dan komitmen NKRI bahwa Karakter bangsa adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang alam kesadaran khas baik yang tercermin dalam perilaku kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa, dan karsa serta olah raga seseorang atau sekelompok orang.

Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa pendidikan harus diarahkan pada pembentukan karakter bangsa yang sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya bangsa. Hal ini selaras dengan arah Gerakan Pembangunan Karakter Bangsa mengacu pada nilai lima Karakter Bangsa bersumber dari Pancasila diantaranya: Manusia Indonesia yang bermoral, berahlak, dan berperilaku baik, mencapai masyarakat yang cerdas dan rasional, manusia Indonesia kedepan menjadi manusia inovatif dan terus mengejar kemajuan, memperkuat semangat “harus bisa” yang terus mencari solusi dalam setiap kesulitan, manusia indonesia haruslah menjadi patriot sejati yang mencintai bangsa, negara, dan tanah airnya. Gerakan tersebut sangatlah penting diterapkan demi terbentuknya karakterbangsa yang baik. Tidak hanya gerakan tersebut Kementerian Pendidikan Rebuplik Indonesia telah merumuskan 18 nilai-nilai karakter yang perlu ditanamkan pada peserta didik, diantaranya Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa ingin tahu, Semangat kebangsaan, Cinta tanah air, Menghargai prestasi, Bersahabat/ komunikatif, Cinta damai, Gemar membaca, Peduli lingkungan, Peduli sosial,dan Tanggung jawab.

Menjadi guru masa kini, tentunya menjadi sebuah tantangan besar dalam menanamkan nilai karakter bangsa pada peserta didik, bila melihat kembali menjadi guru masa kini tak hanya sebagai pengajar mata pelajaran saja, namun mampu berperan sebagai fasilitator yang membantu anak didik mencapai target pembelajaran, selain itu juga harus mampu bertindak sebagai penjaga gawang yang membantu anak didik menyaring berbagai pengaruh negatif yang berdampak tidak baik bagi perkembangannya. Lebih lanjut mampu berperan sebagai penghubung anak didik dengan berbagai sumber-sumber belajar yang tidak hanya ada di dalam kelas atau sekolah, dan sebagai katalisator, serta mampu menggali dan mengoptimalkan potensi setiap anak didik.

Guru masa kini bisa dikatakan tidak bisa dijadikan sebagai agen tunggal dalam menanamkan nilai karakter bangsa, perlu ada sinergisitas guru dan orang tua peserta didik, namun ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh guru masa kini dalam menanamkan karakter bangsa pada peserta didik diantaranya: Memberikan penghargaan/apresiasi, memasukkan nilai karakter bangsa ke dalam semua mata pelajaran di sekolah, memberikan teladan, membuat slogan-slogan atau yel-yel yang dapat menumbuhkan kebiasaan semua masyarakat sekolah untuk bertingkah laku yang baik, membiasakan perlaku yang positif di kalangan warga sekolah, dan melakukan pemantauan secara kontinyu, memberikan hadiah (reward) kepada siswa yang selalu berkarakter baik.

Dalam pemikirannya tentang nilai- nilai karakter salah satu mantan presiden Amerika Serikat Theodore Roosevelt mengatakan bahwa "mendidik seseorang tanpa mendidik karakternya adalah cara mendidik yang menyebabkan ancaman terhadap lingkungan masyarakat". Artinya orang yang cerdas dan memiliki intelegensi yang tinggi, ketika memiliki moral dan karakter yang rendah, justru akan menyebabkan ancaman bagi lingkungan sekitarnya. Ketika tingkat moral dan karakter individu rendah akan menyebabkan individu tersebut dapat berbuat kerusakan. Mereka akan melakukan apapun yang mereka mau tanpa memperdulikan lingkungan sekitar. Oleh karenanya guru masa kini perlu memiliki karakter yang kuat, yang tidak akan berhenti dan terus menularkan nilai – nilai karakter bangsa pada peserta didik di era digital serta perubahan zaman yang serba kompetitif dan cepat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image