Selasa 29 Mar 2022 16:17 WIB

Distribusi Jadi Pemicu Mahalnya Minyak Goreng Curah di Tasikmalaya

Permintaan minyak goreng curah di Kota Tasikmalaya cukup tinggi

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nur Aini
Sejumlah orang mengantre untuk membeli minyak goreng curah di Pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, Selasa (29/3/2022). Di agen Pasar Cikurubuk, harga minyak goreng curah dijual Rp 19 ribu per kilogram.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Sejumlah orang mengantre untuk membeli minyak goreng curah di Pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, Selasa (29/3/2022). Di agen Pasar Cikurubuk, harga minyak goreng curah dijual Rp 19 ribu per kilogram.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Harga minyak goreng curah di Kota Tasikmalaya masih dijual dengan harga jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah pusat. Selain harga yang tinggi, ketersediaan minyak goreng curah juga terbatas.

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan, Kota Tasikmalaya, Firmansyah, mengakui, saat ini harga minyak goreng curah di pasaran masih jauh melebihi HET. Ia mencontohkan, harga minyak goreng curah di distributor yang ada di Kota Tasikmalaya sudah mencapai Rp 19 ribu per kilogram.

Baca Juga

"Memang harga minyak goreng curah di pasaran itu belum sesuai HET. Yang menjadi masalah itu adalah distribusi dan penjualan itu tak seimbang," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (29/3/2022).

Menururut dia, distribusi minyak goreng curah terbatas. Sementara permintaan minyak goreng curah di Kota Tasikmalaya cukup tinggi. Alhasil, pedagang menaikkan harga karena mereka tidak menerima kepastian lagi kapan ada distribusi.

"Intinya karena ketersediaan terbatas dan pengiriman tidak jelas. Sementara permintaan tinggi. Jadilah harga naik," ujar dia.

Firmansyah mengatakan, pihaknya sudah pernah melakukan operasi pasar minyak goreng curah, yang khusus dilakukan untuk para pedagang di Pasar Cikurubuk. Namun, hasilnya tak memberi dampak signifikan. Harga minyak goreng curah tetap tinggi.

Kendati demikian, dinasnya akan terus berusaha untuk menggelat operasi pasar minyak goreng curah. Menurut dia, pihaknya sudah berulang kali mengajukan pengiriman minyak goreng curah ke Kementerian Perdagangan (Kemendag). Namun, hingga saat ini belum ada realisasi pengiriman untuk minyak goreng curah. 

Firmansyah menambahkan, apabila Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya telah mendapat jatah minyak goreng curah dari Kemendag, operasi pasar tak akan dilakukan untuk kalangan pedagang. Sebab, hal itu tak membuat harga minyak goreng curah menjadi turun.

"Kami itu pernah melakukan operasi pasar minyak goreng curah dengan harga Rp 10.500 per liter ke pedagang. Namun mereka menjual dengan harga di atas HET, yaitu mencapai Rp 17 ribu per kilogram. Padahal sudah ada pakta integritas mereka akan jual sesuai HET," kata dia.

Berkaca kepada pengalaman itu, operasi pasar selanjutnya akan dilaksanakan langsung kepada masyarakat. Dengan begitu, masyarakat akan menerima langsung dampaknya.

"Kami tak akan jual lagi operasi pasar ke pedagang eceran, langsung ke masyarakat saja. Tempatnya masih akan kami kaji, apakah langsung di masing-masing wilayah atau di pasar ke konsumen langsung," kata Firmansyah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement