Selasa 29 Mar 2022 11:49 WIB

Warga di Madrid Protes Menentang Aborsi 

Spanyol sedang menyiapkan UU untuk menjamin akses ke prosedur aborsi di rumah sakit.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Dwi Murdaningsih
Tes kehamilan (Ilustrasi). Ribuan orang berbaris di Madrid, Spanyol untuk memprotes peraturan aborsi kepada pemerintah.
Foto: Pxfuel
Tes kehamilan (Ilustrasi). Ribuan orang berbaris di Madrid, Spanyol untuk memprotes peraturan aborsi kepada pemerintah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ribuan orang berbaris di Madrid, Spanyol untuk memprotes peraturan aborsi kepada pemerintah. Saat ini, pemerintah Spanyol sedang menyiapkan Undang-Undang (UU) untuk menjamin akses ke prosedur di rumah sakit umum.

Dilansir dari Channel News Asia pada Senin (28/3/2022), masyarakat membawa tanda-tanda bertuliskan "Aborsi tidak benar" dan meneriakkan "Lebih menghormati kehidupan". Para demonstran berjalan melalui pusat ibukota Spanyol ke alun-alun Cibeles di pusat Madrid dimana sebuah manifesto dibacakan dengan keras.

Baca Juga

"Ada alternatif lain. Setelah aborsi selalu ada trauma tapi itu tidak dibicarakan," kata salah satu warga bernama Yolanda Torosio. 

Protes itu diselenggarakan oleh platform "Yes to Life". Perwakilan pemerintah pusat di Madrid menyebutkan jumlah pengunjuk rasa sekitar 9.000 ribu prang. 

Kerumunan tersebut diikuti oleh orang tua yang sedang membawa bayinya, pasangan pensiunan dan kelompok pemuda. Mereka membawa bendera Spanyol dan melakukan protes.

Diketahui, Spanyol mendekriminalisasi aborsi pada 1985, perempuan di negara yang mayoritas beragama Katolik itu masih menghadapi kendala ketika memilih untuk menggugurkan kandungan karena banyak dokter menolak untuk mengurusi prosedur tersebut.

Menurut asosiasi dokter Spanyol OMC, kebanyakan dokter kandungan-ginekologi yang bekerja di sektor publik menganggap diri mereka penentang hati nurani dan menolak melakukan aborsi.

Akibatnya perempuan di beberapa daerah harus menempuh jarak ratusan kilometer untuk melakukan aborsi karena tidak ada klinik swasta di dekatnya dan rumah sakit setempat tidak akan melakukannya.

Pemerintah Sosialis Perdana Pedro Sanchez sedang mempersiapkan undang-undang untuk memastikan bahwa semua rumah sakit umum melakukan aborsi dan ingin melarang protes di luar klinik aborsi sebagai pelecehan.

Jajak pendapat menunjukkan mayoritas orang Spanyol mendukung menjaga undang-undang aborsi yang ada di negara itu. Ini memungkinkan prosedur sesuai permintaan dalam 14 minggu pertama kehamilan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement