Selasa 29 Mar 2022 09:00 WIB

Menteri PUPR: Pembangunan Bendungan Ciawi untuk Kendalikan Banjir di Jakarta

Pada musim kemarau, Bendungan Ciawi dalam status kering.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Lokasi proyek pembangunan Bendungan Ciawi dan Sukamahi di Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (15/2/2022).
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Lokasi proyek pembangunan Bendungan Ciawi dan Sukamahi di Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (15/2/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyampaikan, pembangunan Bendungan Ciawi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, untuk meningkatkan kapasitas pengendalian banjir Jakarta. Sebagai bendungan kering (dry dam), sambung dia, pengoperasian Bendungan Ciawi akan berbeda dengan bendungan lain.

Bendungan tersebut baru akan digenangi air pada musim hujan. Sementara pada musim kemarau, kata Basuki, Bendungan Ciawi dalam status kering. "Baik Bendungan Ciawi dan Sukamahi merupakan yang pertama kalinya dibangun di Indonesia. Kedua bendungan ini bukan untuk keperluan irigasi atau air baku, namun untuk meningkatkan kapasitas pengendalian banjir," kata Basuki di Jakarta, Selasa (29/3/2022).

Selain Bendungan Sukamahi, Kementerian PUPR juga membangun Bendungan Ciawi di Kabupaten Bogor, sebagai bagian dari rencana induk sistem pengendalian banjir (flood control) dari hulu hingga hilir. Program itu untuk mengurangi kerentanan bencana banjir kawasan Jakarta.

Konstruksi Bendungan Ciawi mulai dilaksanakan secara bertahap (MYC) sejak Desember 2016 dengan progres fisik selesai 100 persen pada 2021. Bendungan Ciawi memiliki volume tampung 6,05 juta meter kubik dan luas genangan 39,40 hektare dengan biaya pembangunan sebesar Rp 798,7 miliar.

Pada tahun anggaran 2021 (SYC) dilakukan pekerjaan lanjutan dengan nilai kontrak Rp 239,8 miliar untuk menyelesaikan pekerjaan akhir pada bangunan bendungan dan fasilitas umum dengan progres fisik dan keuangan selesai 100 persen. Saat ini, sedang dilakukan pekerjaan lanjutan II berupa timbunan dengan progres hingga 16 Februari 2022 mencapai 80,2 persen.

Basuki menargetkan, seluruh pekerjaan konstruksi selesai pada 2022. Kementerian PUPR terus berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait dan dan berupaya keras untuk mempercepat pembebasan lahan, sehingga penyelesaian Bendungan Ciawi bisa sesuai target. Rampungnya pembangunan Bendungan Ciawi akan mereduksi banjir sebesar 111,75 meter kubik per detik.

Berdasarkan data progres pengadaan lahan sudah mencapai 98,83 persen dengan target penyelesaian uang ganti rugi (UGR) pada April 2022. Pengadaan lahan bendungan dilakukan dengan skema dana talangan, yaitu kontraktor membiayai terlebih dahulu dan nantinya dibayarkan melalui Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN).

Kontrak pekerjaan Bendungan Ciawi ditandatangani pada 23 November 2016 dengan kontraktor pelaksana PT Brantas Abipraya dan PT Sacna. Bendungan didesain untuk mengurangi debit banjir yang masuk ke Jakarta dengan menahan aliran air dari Gunung Gede dan Gunung Pangrango sebelum sampai ke Bendung Katulampa yang kemudian mengalir ke Sungai Ciliwung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement