Selasa 29 Mar 2022 05:05 WIB

Jika Umat Manusia Gagal Bantu Palestina, Ini Kata Ketum PBNU

Gus Yahya menegaskan, pembebasan Palestina adalah tanggung jawab seluruh kemanusiaan.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Esthi Maharani
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf
Foto: Antara/Vina
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Ketum PBNU), KH Yahya Cholil Staquf mengatakan, pernah menyampaikan saat peringatan ulang tahun gerakan pembebasan Palestina. Bahwa kelahiran gerakan pembebasan Palestina susungguhnya membawa mandat kemanusiaan, yaitu untuk memberikan masa depan yang lebih baik dan bermartabat kepada rakyat Palestina.

Gus Yahya menegaskan, pembebasan Palestina adalah tanggung jawab seluruh kemanusiaan. "Jika umat manusia gagal memberikan jalan keluar bagi rakyat Palestina, maka kemanusiaan gagal untuk memelihara martabatnya sendiri," kata Gus Yahya dalam pertemuannya dengan Penasihat Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam urusan agama dan Islam Mahmoud Al-Habbash secara daring, Ahad (27/3/2022) sore.

Ia mengatakan, terkait dengan upaya NU dalam menyentuh masalah-masalah keagamaan yang terjadi di Palestina, secara pribadi dan dengan NU pernah berupaya untuk menjalin komunikasi dengan berbagai pihak. Di antaranya pihak dari kalangan agama Yahudi dan kalangan Kristiani untuk terus mencari jalan keluar dari jejak-jejak permusuhan antar agama yang selama ini diwarisi dari sejarah. Tujuan upaya ini untuk mencari jalan keluarnya.

"Untuk mencari penyembuhan dari luka-luka sejarah itu dan selanjutnya mengembangkan wawasan keagamaan bersama yang bisa lebih menjamin, hidup berdampingan secara damai antara satu dengan yang lainnya," ujarnya.

Gus Yahya mengingatkan, upaya ini bukan upaya yang mudah bahkan upaya yang sangat sulit. Tetapi sejauh ini telah mencapai beberapa kemajuan. Yakni dari kalangan Kristiani dan Yahudi sudah mulai menerima di dalam agama masing-masing ada masalah wawasan keagamaan yang harus diatasi.

"Kami ingin terus memapankan hubungan antara NU dengan rakyat Palestina, kami ingin terus bisa saling berkomunikasi terkait upaya-upaya yang kami lakukan agar nantinya Insya Allah yang kita lakukan di tempat kita masing-masing dengan kedudukan kita masing-masing akan saling memperkuat satu sama lain sehingga jalan keluar dapat lebih cepat kita peroleh," jelasnya.

Gus Yahya menegaskan, jika jalan keluar dapat lebih cepat diperoleh maka masa depan yang lebih baik dan bermartabat bagi rakyat Palestina dapat segera ditegakan, Insya Allah.

"Insya Allah saya dan teman-teman saya di lingkungan NU akan berupaya mencari cara dan kesempatan untuk bisa berkunjung ke Palestina, saya pribadi sudah beberapa kali berkunjung ke Palestina walau secara tidak resmi dan nanti Insya Allah dalam kunjungan yang lebih terkoordinasikan antara kita mudah-mudahan kita bisa mengirim delegasi resmi dari NU untuk bertemu dengan pihak-pihak yang berwenang di Palestina untuk mendialogkan kerjasama lebih lanjut antara NU dan bangsa Palestina," kata Gus Yahya.

Ia menambahkan, NU akan menyeru ke jamaahnya untuk memanfaatkan Ramadhan yang suci. Agar jamaah NU secara khusus berdoa bagi masa depan rakyat Palestina dan terbebasnya rakyat Palestina dari segala kesedihan dan kesulitan yang dialami menuju masa depan yang lebih cerah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement