Senin 28 Mar 2022 18:31 WIB

Menkeu: APBN menjadi penyerap risiko gejolak konflik Rusia-Ukraina

Konflik ini berdampak secara tidak langsung terhadap kenaikan harga komoditas dunia.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Menteri Keuangan Sri Mulyani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan terus menjadi penyerap risiko dari gejolak yang diakibatkan oleh penyebaran pandemi maupun konflik geopolitik, termasuk antara Rusia dan Ukraina.

"Berbagai gejolak akan terus terjadi dan APBN akan menjadi instrumen penyerap utama risiko dari tiap gejolak," ujarnya saat konferensi pers APBN KiTa secara virtual, Senin (28/3/2022).

Baca Juga

Di 2022 kondisi geopolitik terutama konflik di antara Rusia dan Ukraina telah membawa risiko yang berbeda dari risiko akibat pandemi Covid-19 di tahun 2020 dan 2021. Konflik ini berdampak secara tidak langsung terhadap kenaikan harga komoditas dunia, terutama harga komoditas pangan dan energi, yang kemudian berdampak terhadap harga komoditas-komoditas lain.

"Hal ini mendorong inflasi di negara maju terutama di Eropa dan Amerika Serikat yang mengalami kenaikan harga sangat tinggi sehingga kemudian menimbulkan respons kebijakan pengetatan yang cukup drastis," katanya.

Adapun Bank Sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) mengumumkan akan meningkatkan suku bunga acuan sampai 7 kali sepanjang 2022 dan mulai mengurangi kebijakan Quantitative Easing.Sri Mulyani mengatakan kebijakan Amerika Serikat ini berdampak terhadap yield dan harga surat berharga Indonesia yang menurun, tapi ia akan mengambil langkah tepat untuk mengantisipasi risiko perubahan perubahannya ke depan.

"Yang harus kita lihat dua hal, yakni kenaikan suku bunga itu sendiri, dan kemudian harga surat berharga yang akan mengalami tekanan lebih jauh karena terjadinya capital outflow. Ini menyebabkan kita harus mewaspadai pengelolaan utang dan terutama untuk pembiayaan," katanya.

Menkeu mengatakan kinerja dan ketahanan surat berharga Indonesia tetap baik, meskipun mengalami goncangan berupa capital outflow."Ini akan kita jaga terus karena ke depan kondisinya bukan akan semakin baik. Tapi kita akan melihat goncangan-goncangan yang akan terus kita antisipasi," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement