Senin 28 Mar 2022 14:58 WIB

ISIS Klaim Serangan Bersenjata Targetkan Hadera Israel

Serangan di Hadera Israel libatkan oknum dua warga Arab yang diklaim ISIS

Gerakan ISIS (ilustrasi). Serangan di Hadera Israel libatkan oknum dua warga Arab yang diklaim ISIS
Foto: VOA
Gerakan ISIS (ilustrasi). Serangan di Hadera Israel libatkan oknum dua warga Arab yang diklaim ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Kelompok ISIS mengklaim bertanggung jawab atas peristiwa serangan bersenjata di Hadera, Israel. Hal itu mereka sampaikan lewat akun Telegram-nya pada Senin (28/3/2022) pagi. 

Menurut pejabat keamanan Israel, serangan bersenjata di Hadera dilakukan oleh dua pria Arab. Hadera terletak sekitar 50 kilometer di utara Tel Aviv. Aksi penyerangan menewaskan dua orang dan melukai puluhan lainnya. 

Baca Juga

Rekaman kamera pengintai di dekat lokasi kejadian menunjukkan dua pria Arab tersebut melepaskan tembakan dengan senapan serbu di jalan utama di Hadera. Polisi Israel menembak mati kedua pelaku. 

“Untungnya petugas kami berhasil menetralisir para penyerang dan mencegah serangan teroris yang lebih besar,” kata juru bicara kepolisian nasional Israel Eli Levy. 

Meski telah menghadapi penumpasan di Irak dan Suriah, ISIS masih tetap aktif melancarkan aksi teror secara sporadis. Awal bulan lalu, Amerika Serikat (AS) melakukan operasi penumpasan ISIS di barat laut Suriah. Dalam operasi tersebut, pemimpin tertinggi ISIS Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurayshi tewas. 

“Berkat keterampilan dan keberanian angkatan bersenjata kami, kami telah keluar dari medan perang Abu Ibrahim al-Hashimi al-Quaryshi, pemimpin ISIS,” kata Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam sebuah pernyataan pada 3 Februari lalu. 

Selama ini pasukan Amerika Serikat menumpas ISIS yang berada di Irak dan Suriah. Irak telah memproklamirkan kemenangannya atas ISIS pada Juli 2017. Kemenangan itu diumumkan setelah pasukan Irak dan koalisi Amerika Serikat berhasil memukul milisi ISIS di Mosul.

Mosul merupakan benteng terbesar ISIS di Irak. Di kota itulah pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi mendeklarasikan kekhalifahan di Irak dan Suriah pada 2014. 

Pada Oktober 2019, mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan kematian al-Baghdadi. Dia tewas saat Amerika Serikat menggelar operasi militer di barat laut Suriah, tepatnya di Barisha. Menurut Trump, pasukan Amerika Serikat membunuh sejumlah besar milisi ISIS dalam serangan tersebut. 

Trump mengatakan al-Baghdadi terperangkap di sebuah terowongan buntu bersama tiga anaknya. Dia kemudian memutuskan meledakkan dirinya sendiri dengan bom rompi. Menurut Trump keberhasilan operasi di Barisha dapat tercapai berkat bantuan Rusia dan Irak. Dia mengucapkan terima kasih atas kerja sama kedua negara itu.  

Kendati gembongnya telah tewas, ISIS masih tetap bergerilya di Suriah dan Irak. Pada Oktober tahun lalu, Amerika Serikat mengucapkan selamat kepada Irak atas keberhasilannya menangkap Sami Jasim Muhammad al-Jauri. Dia adalah wakil pemimpin tertinggi ISIS yang telah terbunuh, Abu Bakar al-Baghdadi. (Reuters/Kamran Dikarma)  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement