Senin 28 Mar 2022 14:03 WIB

Erick: Wajah Baru Sarinah Bukti Keberpihakan terhadap Produk Lokal

Wajah baru Sarinah dapat membuat produk lokal dan UMKM naik kelas.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) bersama Direktur Utama PT Sarinah (Persero) Fetty Kwartati (kedua kanan), Penyanyi Andien (kedua kiri) dan Pemilik Erigo Muhammad Sadad?(kanan) mengamati produk yang ditawarkan di pusat perbelanjaan Sarinah, Jakarta. (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto
Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) bersama Direktur Utama PT Sarinah (Persero) Fetty Kwartati (kedua kanan), Penyanyi Andien (kedua kiri) dan Pemilik Erigo Muhammad Sadad?(kanan) mengamati produk yang ditawarkan di pusat perbelanjaan Sarinah, Jakarta. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan komitmen BUMN dalam mengedepankan penggunakan produk dalam negeri. Hal ini selaras dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Erick menyampaikan pembukaan kembali pusat perbelanjaan Sarinah merupakan salah satu bentuk nyata dalam keberpihakan BUMN terhadap produk lokal.

"Wajah baru Sarinah dapat membuat produk lokal dan UMKM naik kelas. Seperti pesan Presiden yang meminta kita mengutamakan produk dalam negeri," ujar Erick dalam akun Instagram, @erickthohir yang dikutip Republika pada Senin (28/3/2022).

Baca Juga

Erick menilai, dukungan terhadap produk dalam negeri yang semakin maju akan membuka jutaan lapangan kerja baru. Hal ini, menjadi prioritas utama Erick dalam mendorong produk lokal menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Sarinah hanya satu dari sejumlah gebrakan yang dilakukan Erick dalam meningkatkan penggunaan produk lokal di BUMN. Erick sebelumnya juga mengeluarkan peraturan menteri untuk membantu para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pada 17 Agustus lalu. Erick mewajibkan proyek BUMN senilai Rp 250 juta hingga Rp 14 miliar diberikan kepada UMKM.

"Capex (belanja modal) BUMN kita tidak mau lagi yang Rp 250 juta sampai Rp 14 miliar diambil sama BUMN juga, jadi saya sudah mengeluarkan peraturan menteri, BUMN tidak boleh saling tender, ini kita pertegas (untuk) UMKM," ucap Erick.

Erick menyampaikan, keterlibatan perusahaan BUMN mengikuti program ini akan berjalan secara bertahap. Tahap pertama untuk periode Juli sampai Desember 2020, program ini akan diikuti sembilan BUMN yang terdiri atas BRI

Pertamina, Wijaya Karya, Waskita Karya, Telkom, Permodalan Nasional Madani (PNM), Pembangunan Perumahan (PP), Pegadaian, dan Pupuk Indonesia.

"Kalau kita lihat, ada sembilan BUMN yang sudah ikut serta. Ini untuk UMKM, tidak boleh BUMN atau pemain besar," lanjut Erick.

Tahap selanjutnya, kata Erick, pada periode Januari hingga Juni 2021 yang diharapkan diikuti 30 BUMN. Erick menargetkan seluruh BUMN dapat mengikuti progran ini paling lambat Juli hingga Desember tahun depan. Erick mengatakan apabila seluruh BUMN terlibat maka capex dalam setahun untuk UMKM mampu mencapai Rp 18 triliun.

"Kita harapkan dengan seluruh BUMN berjalan, nanti kurang lebih setahun itu capexnya Rp 18 triliun lebih, ini saya rasa cukup besar untuk keberpihakan kepada UMKM," sambung Erick.

Erick memerinci, program tender ini dapat diikuti delapan kelompok seperti material kontruksi; pengadaan dan sewa peralatan mesin; jasa konstruksi dan renovasi; jasa perawatan peralatan dan mesin; jasa ekspedisi dan pengepakan; jasa advertising; pengadaan dan sewa perlengkapan furnitur; catering dan snack. Kata Erick, UMKM pemenang tender juga akan mendapat dukungan pendanaan dari Bank Himbara.

"Insya Allah kita tambah enam (kategori) lagi, tapi saya berpikir mulai dari yang kecil namun jalan daripada janji-janji tidak pernah terimplementasi," kata Erick.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement